Hidayatullah.com– Pemilihan umum pertama parlemen Mesir sejak jatuhnya Husni Mubarak membawa debut pemain baru politik yang berpotensi kuat dan berakar pada Islam. Selain gerakan Al Ikhwan al Muslimun, ada juga partai yang didirikan kelompok Salafy Mesir, An Nur.
Pada beberapa TPS di kota pesisir Mediterania hari Senin lalu, anggota Salafy sudah berada di TPS sejam jam 7 pagi, sebelum jajak pendapat
dibuka.
Penampilan mereka bertambah besar sepanjang hari, mendekati pencoblosan, setelah lama ikut andil berkampanye dengan poster dan foto.
“Siapa yang takut Salafi, berarti tidak tahu siapa kita,” ujar Ummu Ibrahim (43), ujar wanita bercadar ini dikutip AP.
“Partai An Nur memahami agama dengan cara yang dimaksudkan Allah dan mereka akan memimpin kita dengan baik,” tambahnya.
Tidak seperti kaum liberal, partai-partai Islam pada umumnya diharapkan untuk melakukan perubahan dengan baik, menghapus korupsi dan memenangkan mayoritas di parlemen.
Sebelum ini, kelompok terkuar adalah Al Ikhwan al Muslimun, sebuah partai Islam paling terorganisir di Mesir, dan selama 80 tahun teruji dengan jaringan aktivis dan amal nasionalnya.
Pasca Ikhwan, lahirlah Salafy yang mencoba “menantang” monopoli Ikhwan, keduanya berbasis agama. Bagi banyak kalangan, Ikhwan lebih moderat, sementara Salafy dianggap lebih ketat dalam urusan agama.
“Saya adalah seorang wanita yang diceraikan dan calon partai Nur selalu menolong saya secara finansial untuk berdiri di kaki saya,” kata Horreya Attia, seorang ibu berumur 52 tahun. “Paling tidak yang bisa saya lakukan adalah membalas budi di tempat suara.”
Di pusat kota Alexandria, Amira Salah (19), duduk dengan temannya yang berbicara bermalas-malasan ke mana harus memberikan hak suara. Tetapi dia terkejut ketika teman prianya mengatakan akan memberikan hak suara An Nur.
“Mereka akan mampu menjalankan negara dengan cara benar dan sholeh,” katanya. “Mereka akan mempergunakan tradisi benar cara Nabi untuk memerintah Mesir.”
Ketakutan jelas datang dari kalangan Kristen Koptik (Qibti) dan liberal Mesir. Mereka khawatir jika kelompok Islam memenangi pemilu pertama ini. Pasalnya, 80 juta penduduk Mesir, 80 persen Muslim dan hanya 10 persen Koptik.
Sejumlah warga Koptik agak khawatir jika Al Ikhwan al Muslimun atau Salafy menjadi pemenang dalam pemilu pertama ini.
Sedang kelompok liberal juga tak menginginkan partai Islam yang menang.
“Saya tadi memilih kandidat liberal Amr Hamzawy karena dia masih muda. Kami perlu generasi muda untuk mengatasi masalah Mesir saat ini. Kita harus bisa kalahkan kaum salafi dan al Ikhwan al Muslimun,” kata Salwa Muhanna seperti dilaporkan yahoo news, Selasa kemarin.
Namun sejumlah anggota Ikhwan menanggapi ketakutan itu. “Mereka seharusnya jangan takut kepada kami. Ini adalah kehendak Tuhan,” ujar anggota senior Ikhwan, Bulaq Abu Ela.
Sementara itu, anggota An Nuur Yaser Abdel-Kawy mengatakan, Salafy siap mengelola politik dengan baik dan bersih.
“Mereka yang telah memainkan politik dengan rezim sebelumnya selalu dianggap sebagai kotor dengan kotoran dari rezim lama,” katanya kepada The Associated Press. “Tapi Salafy siap untuk memasuki dunia politik setelah hampir 30 tahun melakukan kerja amal dan kerja sosial murni, dan tanpa reputasi politik yang buruk – karena itu, orang banyak percaya kita.”*