Hidayatullah.com—Dr. Thoha Abu Krisyah, mantan Wakil Rektor Universitas Al-Azhar Kairo mengatakan bahwa istilah “Daulah Diniyah” dan “Daulah Madaniyah” adalah istilah yang dikembangkan oleh musuh-musuh Islam untuk membingungkan dan memecah-belah umat.
Pernyataan ini disampaikan dalam acara simposium ilmiah bertajuk “Hijrah Rasulullah Saw” yang diadakan oleh Organisasi Mahasiswa Asing di Kairo, Rabu (14/12/2011).
Menurut Dr. Thoha, istilah tersebut tidak ada dalam sejarah pemikiran Islam. Istilah itu berasal dari Barat, dan dimaksudkan untuk membingungkan umat Islam.
“Yang ada hanyalah Daulah Islamiyah. Istilah daulah diniyah tidak ada dalam sejarah pemikiran Islam, bahkan sejak zaman Rasulullah,” tegas Dr. Thoha.
Dalam menanggapi pertanyaan apakah revolusi yang tengah dialami dunia Arab bisa dikatakan hijrah, Dr. Thoha menjawab bahwa jika itu akan membawa kebaikan dan kemaslahatan umat, maka bisa saja dikatakan hijrah.
Dr. Thoha juga sepakat dengan analisa yang mengatakan bahwa revolusi di dunia Arab ini adalah awal dari kebangkitan Islam. “Pemikiran seperti ini adalah pemikiran yang baik,” tuturnya.
Lebih lanjut, beliau mengingatkan bahwa umat Islam akan kuat ketika selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Mengenai masa depan Mesir apakah akan menjadi negara Islam, Dr. Thoha menjawab,”Saya tidak tahu. Tapi yang jelas Mesir bukanlah negara kafir.”
Sedangkan soal ketakutan-ketakutan kubu sekuler terhadap masa depan Mesir di tangan kelompok Islam, Dr. Thoha menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak akan terjadi.
“Hal itu tidak akan terjadi,” jawabnya kepada Hidayatullah.com, ketika menemui beliau seusai acara.
Beberapa hari menjelang pemilu parlemen, stasiun televisi BBC Arabic mengangkat isu bahwa rakyat Mesir tengah dihadapkan dengan dua pilihan, apakah Mesir akan menjadi Daulah Diniyah atau Daulah Madaniyah? Isu ini diangkat dengan menayangkan wawancara dari beberapa orang rakyat sipil yang dimintai pendapat mereka tentang Daulah Diniyah dan Daulah Madaniyah.*