Hidayatullah.com–Di tengah terjadinya bentrokan antara pengunjuk rasa dengan aparat, kebakaran terjadi di gedung perpustakaan terlengkap di Mesir, Sabtu (17/12/2011).
Api berkobar dari lantai pertama gedung bersejarah yang terletak di Qasr Al Aini itu, lalu merambat ke lantai teratas. Petugas tidak mampu memadamkan api segera, karena terlambat datang.
Kantor berita MENA melaporkan, api akhirnya dapat dipadamkan oleh petugas. Namun, televisi pemerintah memberitakan bahwa api merusak semua bagian gedung berikut koleksi buku yang ada di perpustakaan itu, lansir Al Mishry Al Yaum.
Para saksi mata mengatakan, para pengunjuk rasa melemparkan bom molotov ke arah aparat keamanan yang berada di gedung Dewan Syura, tapi tidak tepat mengenai sasaran dan justru mendarat di gedung sebelahnya, yaitu perpustakaan Institut Ilmiah Mesir.
Situs koran Youm7 menduga seorang pengunjuk rasa sengaja menyulut api di gedung itu. Namun, tidak ada sumber lain yang dapat mengkonfirmasi kabar tersebut.
Institut itu dianggap sebagai lembaga ilmiah tertua di Mesir. Didirikan pada Agustus 1798 oleh Napoleon Bonaparte dengan nama L’Institute d’Egypte, saat Prancis menginvasi Mesir. Tujuannya untuk menyelenggarakan penelitian ilmiah di berbagai bidang, mulai biologi, matematika hingga seni dan arkeologi. Perpustakaannya menyimpan 200.000 buku, termasuk buku asli “Description de l’Égypte” yang ditulis para ilmuwan Prancis di Mesir pada 1798.
Profesor Mahmud Al Shernoby, presiden Institut Ilmiah Mesir, dalam wawancara lewat telepon dengan televisi pemerintah mengatakan, kebakaran yang terjadi merupakan kerugian besar bagi Mesir dan penyebab bencana itu harus diganjar hukuman.*