Hidayatullah.com–Militer Pakistan hari Jum’at menolak penyelidikan yang dipimpin Amerika Serikat tentang serangan udara AS atas pos militer di wilayah perbatasan negaranya belum lama ini.
“Militer Pakistan tidak setuju dengan temuan penyelidikan AS/NATO yang dilaporkan di media. Laporan penyelidikan itu kurang fakta-fakta,” kata militer dalam pernyataannya, dikutip Al Arabiya (23/12/2011).
Hasil penyelidikan AS dan sekutunya menyebutkan bahwa baik pihak Amerika Serikat maupun Pakistan sama-sama melakukan kesalahan yang berakibat pada tragedi serangan udara AS.
Menurut penyelidik AS/NATO, peristiwa berdarah 25-26 Nopember itu terjadi akibat kesalahan dalam komunikasi dari kedua belah pihak. Di mana AS dan Pakistan tidak memberikan informasi yang tepat tentang rencana operasi militer dan lokasi para serdadu mereka.
Meskipun AS mengakui sebagian dari kesalahan dan melimpahkan sebagian kesalahan lainnya pada Pakistan, Washington tidak meminta maaf.
Di Pentagon, Brigjen Stephen Clark, perwira angkatan udara yang memimpin penyelidikan mengatakan bahwa pasukan Amerika Serikat memang menembak lebih dahulu, tapi itu dilakukan untuk membela diri.
Islamabad yang menolak bergabung dalam tim penyelidikan, tidak bersedia langsung memberikan tanggapan.
“Tanggapan resmi akan diberikan saat laporan resmi telah diterima,” kata militer Pakistan.
Pakistan menutup pintu perbatasannya pada 26 Nopember beberapa jam setelah pos perbatasannya dibombardir Amerika Serikat sehingga 24 tentaranya tewas. Akibat penutupan itu, suplai logistik pasukan NATO di Afghanistan terganggu. Pakistan juga memboikot konferensi internasional di Bonn guna membahas masa depan Afghanistan.
Selain itu, pemerintah memerintahkan AS meninggalkan pangkalan udara Shamsi, yang dikkeritakan secara luas dipakai sebagai basis serangan pesawat tak berawak CIA untuk menggempur Taliban dan Al Qaida di wilayah Pakistan dan Afghanistan.
Insiden serangan udara AS itu memperparah hubungan dengan Pakistan yang sudah memburuk, sejak pasukan khusus AS melakukan operasi pembunuhan Usamah bin Ladin di Pakistan.*