Hidayatullah.com–Amerika Serikat (AS) yakin, Iraq tidak akan menjadi sebuah negara teokratis seperti Iran, kata Wakil Presiden Amerika Dick Cheney. Menurut Cheney dalam wawancara dengan televisi Fox News Sunday, pemerintah Iraq yang baru akan mencerminkan nilai-nilai dan kepercayaan bangsa Iraq dan bukannya nilai-nilai dan kepercayaan Amerika.
Ayatollah Ali al-Sistani, kata Cheney, mengatakan bahwa ulama-ulama Islam tidak akan memainkan peran langsung dalam pemerintahan. Entah, dari mana Cheney menyimpulkan seperti itu. Padahal sebelumnya, kaum Syi’ah sudah menyiratkan bila negaranya lebih suka menggunakan konstitusi berlandaskan Islam.
Komentar Cheney itu adalah tanggapan atas laporan harian New York Times yang mengatakan bahwa sebagian ulama Syi’ah menghendaki supaya agama Islam dijadikan prinsip dasar UUD Iraq yang baru.
Sebelumnya, Senin, (7/2), para ulama Syi’ah menginginkan Islam diakui sebagai pedoman dasar dalam konstitusi baru di Iraq. Setidaknya, konstitusi harus menjamin aturan legal bagi persoalan-persoalan pribadi seperti pernikahan, dan harta waris sebagaimana diatur dalam sistem Syariah. Para ulama Syi’ah juga meminta agar AS tidak ikut campur dalam soal konstitusi baru Iraq.
“Konstitusi merupakan dokumen paling berbahaya di negeri ini dan dokumen terpenting yang akan menentukan masa depan negara ini. Itu harus ditulis dengan sangat hati-hati,” ungkap Alaaden Muhammad al-Hakim, putra sekaligus juru bicara Ayatullah Muhammad Said al-Hakim, salah satu ulama Syi’ah paling senior di Iraq. (voa/hid/cha)