Hidayatullah.com—Mantan perdana menteri Libya Ali Zeidan mengabaikan larangan bepergian dan meninggalkan negaranya beberapa jam setelah parlemen mencopot jabatannya lewat mosi tidak percaya.
Zeidan berada di Malta selama 2 jam pada Selasa malam (11/3/2014), ketika mengisi bahan bakar sebelum pergi ke “sebuah negara Eropa lain,” kata Perdana Menteri Malta Joseph Muscat dilansir Aljazeera.
Kepada stasiun televisi milik pemerintah setempat TVM, Muscat mengaku berbicara sebentar dengan Zeidan, yang dilarang bepergian ke luar negeri karena diduga terlibat dalam kasus penggelapan uang negara.
Zeidan pernah mengasingkan diri di Jerman selama beberapa tahun dan diduga dia kembali ke negara Eropa tersebut.
Kongres Libya melakukan pemungutan suara untuk menjatuhkan mosi tidak percaya atas Zeidan pada hari Selasa kemarin, setelah kelompok separatis mempermalukan pemerintah dengan memuat ratusan ribu barel minyak mentah ke sebuah kapal tanker yang berhasil mengelak dari kejaran angkatan laut Libya.
Jaksa Abdel-Qader Radwan mengatakan di Tripoli bahwa pihaknya telah melarang Zeidan pergi ke luar negeri, sebab mantan perdana menteri itu menghadapi penyelidikan kasus korupsi.
Pemerintahan Libya di bawah kepemimpinan Zeidan berulang kali mendapat kritik akibat kegagalannya melucuti senjata kelompok-kelompok milisi, termasuk kelompok bersenjata yang ikut menggulingkan Muammar Qadhafi dengan bantuan pasukan NATO.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Zeidan sendiri pernah diculik oleh sekelompok orang bersenjata di ibukota Tripoli, pada Oktober 2013.
Para pemberontak di wilayah timur telah berhasil menguasai 3 pelabuhan utama sejak musim panas dan menguasai sebagian dari pelabuhan keempat. Mereka menuntut pembagian hasil penjualan minyak yang lebih banyak dan wilayah otonomi di sebelah timur Libya.*