Hidayatullah.com–Mantan sekretaris jenderal Liga Arab yang berharap menjadi presiden Mesir, Amr Mousa, tidak mendapatkan sambutan hangat dari warga Mesir di masjid dekat Lapangan Tahrir.
Usai menunaikan shalat Jum’at (06/01/2012) di Masjid Umar Makram, ketegangan kecil terjadi antara jamaah yang menentang dan mendukung kehadiran Mousa di tempat itu.
Para penentang Mousa menudingnya sebagai orang yang dekat dengan rezim Husni Mubarak.
“Kami tidak akan menyambut kedatangan sisa-sisa rezim terdahulu [Mubarak] yang mengkorupsi Mesir selama pemerintahannya,” kata seorang pria lewat pengeras suara, setelah imam masjid Mazhar Shahin menerima kedatangan Mousa.
Saat Mousa berjalan keluar, orang-orang menyerukan kehancuran bagi pemerintah militer, sisa-sisa rezim Mubarak dan Amr Mousa.
Mantan petinggi Liga Arab itu menolak memberikan komentar atas kejadian tersebut, tulis Al Mishry Al Yaum.
Tanpa berkata-apa-apa Mousa beranjak menuju Gereja Istana Doubbara yang terletak sekitar 50 meter dari masjid. Ia mendatangi gereja itu untuk mengucapkan selamat Natal kepada orang-orang Qibthy, yang merayakan kelahiran Yesus setiap tanggal 7 Januari.
Amr Mousa pernah menjabat menteri luar negeri dari tahun 1991 hingga 2001 saat Husni Mubarak berkuasa. Karirnya berlajut ke Liga Arab sebagai sekretaris jenderal sejak tahun 2001 hingga Mei 2011.
Para pemuda kerap melakukan unjuk rasa saat Mousa melakukan kampanye, sejak ia mengumumkan mencalonkan diri sebagai presiden di Zamalek bulan Maret 2011.*