Hidayatullah.com–Situs kantor berita Asharq Alawsat hari Ahad (27/3) mengatakan, pemimpin kuat Libya, Muammar Qadhafi berniat mengundurkan diri demi mendukung putranya Saiful Islam.
Sumber-sumber Libya dan Arab menyebutkan bahwa penguasa Libya itu berusaha membujuk pasukan koalisi Barat yang telah melancarkan serangan ke Libya dalam sepekan terakhir, untuk menyetujui rencana yang secara sembunyi-sembunyi telah menyebar di antara anggota anggota parlemen Libya dan juga politisi Barat.
Seorang pejabat tinggi Libya dalam hal ini kepada Asharq Alawsat mengatakan, “Saiful Islam mengontak para pejabat Perancis dan Inggris membicarakan soal rencana pengunduran diri ayahnya, Muammar Qadhafi, untuk melimpahkan kekuasaan selama tiga tahun, sebagai ganti dari penghentian bombardir dan dimulainya perundingan dengan kelompok revolusioner.”
Saiful Islam juga menekankan jaminan bahwa ayahnya dan seluruh anggota keluarganya tidak ditangkap atau dijerat undang-undang.
Program Saiful Islam itu mencakup masa transisi dari gerakan revolusi rakyat menuju pembentukan pemerintahan yang berkomitmen terhadap nilai-nilai demokrasi, serta menghormati kebebasan publik dan perekonomian independen.
Laporan ini mengemuka di saat pasukan revolusioner Libya tampil tangguh menghadapi pasukan pro-Qadhafi. Para analis berpendapat bahwa ini merupakan salah satu trik Qadhafi untuk mencegah pemerintahannya tumbang dengan cara berpacu dengan waktu.
“Saiful Islam telah tidak menampakkan diri selama sepekan dan tengah berunding dengan Amerika, Inggris, dan Italia, untuk membujuk Barat menyetujui rencana pengunduran bersyarat ayahnya,” ujar seorang pejabat Libya tersebut.
Namun di lain pihak, seorang pejabat di Dewan Revolusi Libya, menilai rencana Qadhafi itu sebagai sebuah manuver politik baru yang tidak akan disetujui oleh kubu revolusioner.
“Jika Qadhafi menghendaki solusi, maka ia harus menyingkir karena jika tidak maka kami akan menghadapinya baik di Sirte maupun di Tripoli. Manuver tersebut tidak lebih dari penipuan opini publik.”
Masih di Libya
Sementara itu, Stasiun televisi negara Libya, kemarin, menyiarkan tayangan langsung mengenai keberadaan terkini Muammar Qadhafi, yang berada di mobilnya di kompleks kediamannya di Tripoli. Dalam tayangan tersebut, ratusan pendukung mengibarkan bendera hijau dan meneriakkan slogan.
Qadhafi tak bisa dilihat di dalam mobil warna putih, tapi stasiun televisi tersebut menyatakan pemimpin Libya itu berada di dalamnya. Tayangan singkat ini memperlihatkan beberapa pengawal mendorong pendukung agar mereka tidak terlalu dekat dengan mobil itu.
Qadhafi belum memperlihatkan diri di televisi sejak ia berpidato pada Selasa pekan silam. Adapun pasukan pemberontak di Libya, kemarin, mendesak ke arah barat untuk merebut kembali sejumlah kota kecil dari tentara pro-Qadhafi saat mereka mundur akibat tekanan dari serangan udara sejumlah negara Barat.*