Hidayatullah.com—Pemerintah Iraq menunda proyek pembangunan pusat peribadatan Syiah di Najaf, yang diberi nama sebagai Ibukota Kebudayaan Islam Dunia Arab.
Penundaan itu diumumkan oleh jurubicara untuk deputi perdana menteri Hussein Al-Shahristani, Jum’at (04/02/2012), setelah para pemimpin tertinggi Syiah Iraq menginginkan agar proyek itu ditunda, karena alasan korupsi finansial dan adminstrasi.
“Proyek Najaf menjadi Ibukota Kebudayaan Islam ditunda atas permintaan pihak-pihak tertentu,” kata Faisal Abdullah, jurubicara seorang tokoh Syiah Iraq, Ayatullah Bashir Al-Najafi, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Shahristani, wakil perdana menteri untuk urusan energi, memimpin komite pemerintah yang bertanggungjawab menangani proyek Najaf tersebut.
“Najaf memiliki posisi yang agung. (Proyek) itu memerlukan usaha yang loyal dan bebas dari korupsi finansial dan adminstrasi,” kata Ali Al-Bashir, jurubicara Shahristani, kepada AFP.
Namun penjelasan dalam situs proyek itu menyatakan hal berbeda. Peresmian ditunda empat hingga enam pekan karena berbenturan dengan pertemuan tingkat tinggi Arab pada 29 Maret mendatang.
Dilansir oleh AFP, jurubicara pemerintah Ali Al-Dabbagh mengatakan dalam wawancara hari Senin lalu bahwa proyek Najaf menghadapi sejumlah kesulitan.
“Persiapannya tidak cukup dan belum siap,” kata Dabbagh. “Kami menghadapi sejumlah kesulitan dan masalah. Kami tidak menyangkal kami memiliki masalah.”
Sebelumnya para pejabat penanggungjawab proyek tempat suci Syiah di Iraq itu mengatakan bahwa mereka kehabisan waktu, karena sejumlah proyek terlambat dan tidak sesuai dengan jadwal.*