Hidayatullah.com—Keluarga korban pembantaian dan penembakan brutal personel militer Amerika Serikat Robert Bales, dikabarkan telah menerima uang kompensasi untuk setiap korban yang tewas dan luka-luka.
Menurut sejumlah pejabat dan pemimpin suku yang dihubungi BBC, untuk tiap korban meninggal dunia diberikan uang kompensasi sebesar 46 ribu dolar AS atau sekitar 420 juta rupiah. Sedangkan untuk tiap korban yang luka mendapatkan kompensasi sebesar 10 ribu dolar AS atau sekitar 91,5 juta rupiah.
Belum jelas siapa yang memberika uang kompensasi itu, lapor BBC Ahad (25/03/2012).
Dalam pertemuan dengan perwakilan militer AS dan NATO di kantor gubernur Kandahar, keluarga korban diberitahu bahwa sebagian saksi pembantaian 17 warga sipil Afghanistan oleh terdakwa Robert Bales akan diterbangkan ke Amerika Serikat untuk menghadiri persidangan dan memberi kesaksian. Sedangkan saksi lainnya akan didengar kesaksiannya lewat saluran video jarak jauh.
Menurut dakwaan pengadilan militer AS hari Jumat lalu (23/03/2012), Robert Bales yang berpangkat sersan itu didakwa melakukan pembunuhan berencana atas 17 warga sipil Afghanistan, sembilan di antaranya adalah anak-anak dan sisanya orang dewasa.
Sementara menurut pejabat negara itu, jumlah korbannya 16 orang, di mana 12 korban dari wilayah Balandi dan 4 korban dari wilayah Al Kozai. Namun, militer AS belum menjelaskan perbedaan jumlah korban itu.
Bales juga didakwa melakukan 6 percobaan pembunuhan dengan menyerang seorang pria, wanita dan empat anak-anak.
Bila dakwaan itu diterima, Bales dapat dituntut hukuman mati.
Namun, pengacaranya berusaha membentuk opini bahwa kliennya melakukan pembantaian itu tanpa sadar dan karena trauma berat sebagai seorang prajurit perang.
Usai bertemu dengan kliennya pertama kali, John Henry Browne mengatakan bahwa Bales tidak ingat peristiwa penembakan itu, meskipun ia tidak menderita amnesia.*