Hidayatullah.com—Seorang penulis India, Sushmita Banerjee, 49, yang kisahnya dijadikan film “Escape from Taliban”, hari Rabu (04/09/2013) ditembak mati di Afghanistan.
Banerjee, yang dalam “A Kabuliwala’s Bengali Wife” (Istri Bengali Kabuliwala) mempublikasikan catatan hariannya sebagai perempuan di bawah kekuasaan Taliban, diseret dari rumah dan ditembak mati. Polisi propinsi Paktika mengatakan, tubuhnya dipenuhi sampai 24 peluru.
Jenazahnya ditemukan Kamis (05/09/13) pagi sekitar 3 kilometer dari rumahnya. Begitu keterangan kepala polisi Paktika, Jenderal Dawlat Khan Zadran yang menduga keterlibatan kelompok Taliban.
“Rumahnya digerebek sekitar pukul 11 malam hari Rabu, kemudian dia dibawa pergi dan ditembak mati,” dikutip DWDE dari AFP.
Suami Banerjee, Jaanbaz Khan, mengatakan ketika pagar dibuka, dua orang berturban menerobos masuk. Tuturnya, “Mereka memukuli saya, lalu mengikatkan kain penutup mata, dengan tangan dan kaki yang terikat saya dikunci dalam sebuah kamar. Mereka menyeret pergi istri saya. Esok paginya, saya dibebaskan oleh keluarga yang berkunjung dan menemukan saya.”
Jurubicara, Zabihullah Mujahid, menyangkal keterlibatan Taliban dalam penembakan ini.
Banerjee berasal dari Kalkutta, pindah ke Afghanistan pada 1989 setelah menikah. Suaminya seorang pengusaha Afghanistan. Setelah pindah ke agama Islam, Banerjee menggunakan nama Sayed Kamala dan membuka apotek.
Dalam bukunya diceritakan, ia melarikan diri ke Pakistan, tapi ditemukan oleh kelurga suaminya dan dibawa kembali ke Afghanistan. Namun akhirnya ia berhasil meyakinkan Taliban untuk mengirimnya ke kedutaan India, yang membantunya pulang ke India.
Sebelum penembakan itu, Banerjee yang sudah menetap lagi di Afghanistan, tengah membuat dokumentasi mengena kehidupan para perempuan di Paktika. Begitu ungkap ketua Serikat Jurnalis Afghanistan, Faheem Dashty.
Menurut penerbitnya di India, Sushmita Banerjee berencana menulis buku tentang Afghanistan.
Sebelum ini, penculikan terjadi pada anggota parlemen Fariba Ahmadi Kakar dan penembakan seorang polisi perempuan di Kandahar Juli tahun ini.*