Hidayatullah.com–Setelah Jerman, kini giliran Austria yang diramaikan dengan masalah seputar khitan. Kelompok agama Islam, Yahudi dan Kristen menuntut agar pemerintah memberikan dukungan yang jelas terkait khitan, menyusul keputusan gubernur negara bagian Vorarlberg yang memberikan rekomendasi sementara bagi rumah sakit untuk tidak melakukan khitan.
Komunitas Muslim Austria (IGGiOe), Komunitas Yahudi (IKG) dan uskup-uskup Katolik dan Lutheran Austria hari Jumat meminta pemerintah Wina mengeluarkan “pernyataan yang tegas tentang komitmen terhadap kebebasan beragama dan legalitas khitan pria.” Demikian lapor AFP (28/7/2012).
“Semua pihak menyambut baik kementerian kesehatan yang melihat tidak perlunya ada perubahan (dalam masalah hukum). Namun, yang tidak tampak adalah komitmen tegas dari level tertinggi, atau dengan kata lain dari para pemimpin pemerintahan,” bunyi pernyataan bersama yang dikeluarkan kelompok agama tersebut.
Gubernur negara bagian Vorarlberg memberikan rekomendasi sementara bagi rumah-rumah sakit di wilayahnya untuk tidak melakukan operasi sunat, meskipun dengan alasan agama, sehingga menimbulkan polemik yang cukup ramai di media setempat.
Rekomendasi itu dikeluarkan Markus Wallner, gubernur berideologi kanan-tengah, menyusul keputusan pengadilan Koln (Cologne) di negara tetangga Jerman yang mengkriminalkan khitan.
Sementara itu Menteri Kehakiman Austri Beatrix Karl, Jumat (27/7/2012) menegaskan bahwa tidak perlu ada reaksi terkait khitan di negaranya, sebab hal itu sudah dijamin undang-undang.
“Di Austria khitan bukanlah tindakan kriminal. Di sini (Austria) juga ada hak-hak fundamental bagi kebebasan beragama,” tegasnya.
Mengikuti Vorarlberg, rumah-rumah sakit di Graz ibukota negara bagian Styria juga memutuskan untuk tidak melakukan lagi operasi khitan yang belum dijadwalkan.
Dua rumah sakit Swiss juga mengikuti jejak rekan-rekannya itu.
Islam merupakan agama yang dianut terbanyak di Austria setelah Kristen Katolik, jumlahnya sedikit di atas Kristen Protestan.*