Hidayatullah.com–Amnesty International hari Selasa (14/6) mendesak Malaysia untuk membatalkan undangan yang ditujukan kepada Presiden Sudan Umar Al-Bashir, atau menangkapnya saat menghadiri pertemuan di forum ekonomi.
Sebagaimana disampaikan oleh pemerintah Malaysia sebelumnya, Al-Bashir merupakan salah satu pemimpin Afrika yang dijadwalkan hadir dalam sebuah forum yang digelar mulai Ahad depan di Putrajaya.
Mahkamah Kejahatan Internasional menetapkan presiden Sudan itu sebagai tersangka dalam peristiwa berdarah di Darfur.
Malaysia bukan anggota dari Mahkamah Internasional, namun pada bulan Maret telah mengumumkan keinginannya untuk bergabung.
Menurut Amnesty International (AI), jika Malaysia memang berniat untuk menjadi anggota Mahkamah Internasional, seharusnya tidak mengundang Al-Bashir, atau jika ia berada di wilayahnya maka Malaysia harus menangkap pemimpin Sudan itu.
Salah seorang menteri Malaysia, Nazri Abdul Aziz, sejalan dengan pendapat AI. Sebagaimana dikutip Malaysian Insider ia berkata, “Saya menganggap masalah ini serius. … Saya dengan tegas merekomendasikan agar pemerintah menarik kembali undangan itu.”
Tahun 2003 Darfur menjadi medan berdarah setelah para pemberontak dari suku-suku Afrika di Sudan menentang pemerintah yang dikuasai keturunan Arab, yang mereka tuding melakukan diskriminasi. PBB memperkirakan 300.000 orang tewas dalam konflik di Sudan dan 2,7 juta orang kehilangan tempat tinggal.*