Hidayatullah.com–Prancis memberlakukan larangan demonstrasi anti Amerika Serikat yang dipicu oleh film “Innocence of Muslims”.
Sebanyak 150 orang telah ditangkap di Paris, menyusul demonstrasi di dekat Kedutaan Amerika Serikat di mana tiga anggota polisi terluka, lapor Euronews Senin (17/9/2012).
“Saya tidak akan membiarkan wanita berkerudung penuh, shalat di jalanan atau slogan-slogan keras menentang sekutu kami [AS] terdengar di jalan-jalan kota kami. Jadi saya akan sangat tegas. Juga, segelintir orang ini jangan disamakan dengan mayoritas warga teman kita, mereka mengkarikaturkan Islam seakan itu dilakukan di negara kita,” kata Menteri Dalam Negeri Prancis Manuel Valls, dikutip Euronews.
Sementara itu France24 melaporkan, Mendagri Manuel Valls mengatakan kepada stasiun televisi France 2 bahwa di antara 250 orang demonstran yang berunju rasa pada hari Sabtu kemarin ada yang berasal dari kelompok “Islam radikal”. Namun, mereka tidak mewakili Islam moderat yang dipraktekkan oleh sebagian besar Muslim Prancis.
Kebijakan larangan demonstrasi menentang Amerika Serikat terkait film yang melecehkan Islam dan Nabi Muhammad itu dibuat hanya satu hari setelah polisi menangkap 150 orang yang berdemonstrasi dekat Kedutaan AS hari Sabtu kemarin.
“Saya telah mengeluarkan instruksi sehingga ini [demonstrasi anti AS] tidak akan terjadi lagi, kata Valls dikutip France24, Ahad (16/9/2012).
“Protes-protes ini dilarang. Apapun yang menyulut kepada kebencin harus diperangi dengan sangat tegas,” kata Valls lagi.
Pada hari Ahad kemarin, kantor kejaksaan di Paris juga mulai melakukan penyelidikan atas demonstrasi yang dilakukan warga Muslim yang disinyalir tidak memiliki izin.
Jurubicara kejaksaan Agnes Thibault Lecuivre mengatakan, kejaksaan akan mencari tahu bagaimana demonstrasi besar itu bisa dilakukan tanpa izin.
Prancis adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbanyak di Eropa. *