Hidayatullah.com– Jerman menangguhkan sebagian besar operasi militernya di Mali, setelah pihak berwenang di Bamako menahan izin terbang, kata Kementerian Pertahanan Jerman hari Jumat (12/8/2022).
Berlin mengerahkan sekitar 1.000 tentara di Mali, kebanyakan dari mereka di dekat kota utara Gao, di mana tugas utama mereka adalah mengumpulkan informasi untuk misi penjaga perdamaian PBB, Minusma.
Penangguhan itu berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut, dan merupakan cara otoritas Jerman mengecam otoritas Mali yang menolak untuk mengizinkan penerbangan yang dijadwalkan pada Jumat untuk kepentingan rotasi personel.
“Tidak mungkin lagi mendukung Minusma secara operasional, tanpa personel baru yang sebagian menggantikan pasukan Prancis yang ditarik mundur,” kata seorang jubir Kementerian Pertahanan Jerman.
Pada awal Agustus, Mali menarik izin penerbangan Jerman di negara itu tetapi kemudian membatalkan keputusan tersebut.
Hubungan antara Mali dan PBB, yang pasukan penjaga perdamaiannya telah berada di negara itu sejak 2013 untuk memerangi kelompok bersenjata Muslim, memburuk dalam beberapa waktu terakhir antara lain karena junta militer Mali mendatangkan tentara bayaran yang dikelola perusahaan asal Rusia Wagner Group.*