Hidayatullah.com—Perdana Menteri Libanon Najib Mikati mengatakan bahwa dia mencurigai ada keterlibatan rezim Suriah Bashar Al Assad dalam pembunuhan seorang pejabat senior intelijen Libanon lewat bom mobil, yang juga menewaskan beberapa orang lainya pada hari Jumat kemarin.
Hal itu dikatakan Mikati dalam jumpa pers di istana kepresidenan Sabtu (20/10/2012).
Mikati menduga, pembunuhan atas pajabat intelijen Wissam Al Hassan terkait dengan peran Hassan dalam penyelidikan yang mengungkap bahwa ada keterlibatan rezim Suriah pimpinan Bashar Al Assad dalam serangan-serangan bom sebelumnya di Libanon.
Mikati mencurigai, mantan menteri Libanon Michel Samaha yang merupakan pendukung Assad, ikut ambil bagian dalam perencanaan bom yang meledak bulan Agustus lalu dengan tujuan menyulut ketegangan sektarian di negara itu.
“Seorang perdana menteri tidak melakukan penyelidikan, tapi secara jujur … Saya bagaimana pun tidak mungkin memisahkan peristiwa yang terjadi kemarin dengan temuan adanya konspirasi atas Libanon pada bulan Agustus,” kata PM Mikati, dikutip Reuters.
“Dengan penemuan bom dua bulan lalu dan apa yang terjadi kemarin, sangat masuk akal untuk menyimpulkan ada keterkaitan antara kedua peristiwa itu,” kata Mikati, dikutip Euronews.
Sementara itu tokoh-tokoh oposisi Libanon menudinga ada keterlibatan tokoh-tokoh Hizbulah dalam pemerintahan dalam pembunuhan Jenderal Wissam Al Hassan, kepala intelijen dalam negeri yang mengungkap peran Suriah dalam rencana pengeboman di wilayah utara pada Agustus lalu. Hizbullah adalah partai dan kelompok bersenjata Syiah di Libanon yang bergabung dalam koalisi pemerintah Beirut sekarang ini. Hizbullah secara terang-terangan mendukung rezim Syiah Suriah Bashar Al Assad.
Pimpinan angkatan bersenjata Libanon Samir Geagea mengatakan kepada Al Arabiya bahwa “Wissam Al Hassan dibunuh karena dia menghentikan Michel Samaha, dan karena dia kemungkinan yang bertanggungjawab atau merupakan salah satu dari para pejabat keamanan yang mengikuti hingga akhir dan mengungkap sejumlah makar yang terjadi.”
Mantan menteri penerangan Libanon Michel Samaha merupakan tokoh politik Libanon pendukung rezim Bashar Al Assad, dia ditangkap pada bulan Agustus dengan tuduhan merencanakan makar dan aksi terorisme atas nama rezim Suriah di wilayah utara Libanon.
Geagea mengatakan, Wissam Al Hassan sudah mengambil tindakan pengamanan semaksimal mungkin, dia bahkan sudah mengirim istri dan anak-anaknya ke Paris karena tahu nyawanya menjadi target serangan.
Bekas PM Libanon Saad Al Hariri (seorang Muslim kelahiran Riyadh, Arab Saudi) putra perdana menteri Libanon yang Rafik Al Hariri yang tewas dibunuh, menuding Presiden Suriah Bashar Al Assad berada di belakang peristiwa ledakan bom tersebut.
Kelompok oposisi mendesak PM Mikati beserta jajaran menteri dari Hizbullah mundur dari pemerintahan Libanon. PM Mikati dalam konferensi pers kemarin mengaku sudah mengajukan pengunduran diri, namun Presiden Michel Suleiman memintanya untuk bertahan untuk beberapa waktu, lapor Euronews.*