Hidayatullah.com—Orang-orang Arab Saudi menempati ranking pertama daftar pelancong mancanegara yang paling banyak mengeluarkan uang saat berada di luar negeri, dengan rata-rata pengeluaran US$6.666 sekali jalan. Demikian menurut hasil survei yang dirilis Visa.
Wisatawan dan pelancong lain dari Kerajaan Saudi menghabiskan uang hampir tiga kali lebih banyak dibanding rata-rata global pengeluaran pelancong mancanegara yang mencapai US$2.390, kata Visa dilansir Al-Arabiya Selasa (30/4/2013).
Global Travel Intentions Study 2013 yang dilakukan oleh lembaga keuangan penyedia layanan kartu kredit dunia itu mendapati, warga Australia yang pergi ke luar negeri rata-rata sekali jalan menghabiskan uang US$4.118 atau menempati urutan kedua setelah Saudi. Di posisi ketiga ada pelancong mancanegara dari China, yang sekali perjalanan ke luar negeri merogoh kocek hingga US$3.824.
Di masa mendatang, pengeluaran pelancong mancanegara diperkirakan meningkat rata-rata US$2.501 sekali jalan, kata hasil studi yang menanyai 12.631 pelancong dari 25 negara itu.
“Wisatawan lintas perbatasan sedang marak dan pelancong cenderung menambah anggaran untuk perjalanan mereka selanjutnya rata-rata lima persen,” kata Visa.
Hasil survei Visa menyebutkan, pelancong dari Singapura, Thailand, Hong Kong, di masa datang semuanya berencana untuk menambah anggaran sedikitnya dua kali lipat dari anggaran pengeluaran dalam perjalanan mereka sebelumnya.
Negara Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama pelancong global, disusul kemudian Inggris di tempat kedua, lalu Prancis dan China. Visa mendapati, uang tidak lagi menjadi salah satu alasan dari tiga alasan utama seseorang memutuskan untuk mengunjungi negara tertentu. Sekarang, faktor pendorong utama seorang pelancong memutuskan pergi ke suatu negara untuk liburan antara lain karena pemandangan, budaya dan beragam atraksi yang bisa dilihatnya di negara bersangkutan.
Pengaruh kondisi perekonomian global terhadap pelancong mancanegara sudah diamati sejak beberapa tahun silam. Namun, tahun 2013 terdapat perbedaan signifikan baik dilihat dari sisi ekonomi maupun pemikiran para pelancong, di mana mereka berkeinginan untuk menambah anggaran pengeluarannya saat bepergian ke luar negeri, kata Ross Jackson, pejabat Visa lintas batas untuk wilayah Asia Pasifik, Eropa Tengah, Timur Tengah dan Afrika.*