Hidayatullah.com–Pasukan Turki pada Ahad (06/06/2021) malam menembaki sebuah pangkalan milik pasukan rezim Suriah di provinsi Hama. Serangan tersebut merupakan tanggapan atas serangan rezim di Suriah barat laut yang dikuasai pemberontak yang menewaskan seorang warga sipil, lansir The New Arab.
Jurnalis Saad Zaidan mengatakan kepada The New Arab bahwa pasukan Turki yang berbasis di sebuah pos pengamatan di Ziyadiyeh di provinsi Hama barat menembakkan enam peluru ke pangkalan Jorin rezim.
Jorin adalah salah satu basis rezim terpenting di daerah itu dan sering digunakan untuk mengebom wilayah yang dikuasai pemberontak.
Zaidan menambahkan bahwa penembakan itu sebagai tanggapan atas pemboman rezim di daerah Jabal al-Zawiya yang dikuasai pemberontak di provinsi Idlib selatan dan daerah Sahl al-Ghab di provinsi Hama, yang menewaskan satu warga sipil dan melukai dua lainnya, termasuk seorang gadis muda.
Pertahanan Sipil Suriah, yang dikenal sebagai White Helmets, mengatakan di Twitter bahwa pasukan rezim telah menembaki provinsi Idlib selama dua hari.
Di bawah perjanjian “de-eskalasi” sebelumnya yang dicapai dengan sekutu rezim Iran dan Rusia, Turki mempertahankan sejumlah pos pengamatan di barat laut Suriah.
Turki telah menawarkan dukungan kepada pemberontak Suriah sejak konflik Suriah dimulai pada 2011 setelah penindasan brutal terhadap protes pro-demokrasi oleh rezim Presiden Bashar al-Assad.
Pada akhir 2019 dan awal 2020, pasukan rezim, dibantu oleh Rusia, melancarkan serangan besar-besaran di provinsi Idlib, menewaskan ratusan orang dan menggusur jutaan lainnya dan memicu serangan balik Turki.
Turki dan Rusia menandatangani perjanjian yang menetapkan gencatan senjata di Idlib pada Maret 2020 tetapi sering dilanggar oleh rezim dan Rusia.
Naji Mustafa, juru bicara kelompok pemberontak Front Pembebasan Nasional (NLF), yang dekat dengan Turki, mengatakan kepada The New Arabe bahwa penembakan Turki terhadap pangkalan rezim Assad adalah “sebagai tanggapan atas pelanggaran harian oleh pasukan rezim yang baru-baru ini terjadi. meningkatkan pelanggaran mereka terhadap perjanjian de-eskalasi”.
Dia menambahkan bahwa pemberontak Suriah akan menanggapi setiap pelanggaran lebih lanjut oleh pasukan rezim.
Turki selama dua hari terakhir mengirim bala bantuan ke garis depan dengan pasukan rezim di daerah Jabal al-Zawiyah sebagai tanggapan atas serangan oleh yang terakhir.*