Hidayatullah.com—Bekas presiden Iran Ali Akbar Hashemi Rafsanjani menyatakan dukungannya atas calon presiden Hassan Rowhani dalam pemilu 14 Juni besok, dengan mengatakan bahwa Rowhani merupakan kandidat paling cocok untuk memimpin Iran.
Rowhani adalah kepala perunding nuklir Iran saat presiden Muhammad Khatami berkuasa dan menjabat pejabat tinggi keamanan Iran pada masa Rafsanjani.
“Saya akan memilih Dr Rowhani, yang mengikuti pemilihan ini setelah berkonsultasi dengan saya,” kata Rafsanjani, Selasa (11/6/2013), dikutip Aljazeera dari kantor berita ILNA.
“Saya menilainya paling pantas (dibanding kandidat lain) untuk menyetir cabang eksekutif,” katanya membandingkan 5 capres lain yang kebanyakan konservatif.
Rafsanjani sendiri namanya dicoret dari daftar calon kandidat presiden oleh Dewan Wali, lembaga di bawah komando pemimpin tertinggi Syiah yang berkuasa menentukan siapa saja orang yang boleh mengikuti pemilihan umum presiden maupun parlemen di Iran. Dari ratusan orang yang mendaftar, Dewan Wali hanya memilih 8 nama. Para wanita, ratusan calon lain, Rafsanjani dan Esfandiar Rahim Mashaei -besan Presiden Mahmud Ahmadinejad- didepak dari bursa capres.
Sebelumnya pada hari Selasa kemarin, Muhammad-Reza Aref, satu-satunya kandidat yang dinilai reformis, menarik diri sebagai calon presiden setelah didekati oleh Muhammad Khatami, tulis situsnya.
“Pada Senin subuh … saya menerima sebuah surat dari Muhammad Khatami … dia mengatakan adalah tidak bijak jika saya tetap ikut dalam pemilihan,” ungkap Aref dalam pernyataan pengunduran dirinya hari Selasa (11/6/2013).
Beberapa hari terakhir seruan agar Aref mundur demi memberi jalan bagi Rowhani memang terus menguat.
Penarikan diri Aref itu merupakan yang kedua di kalangan capres Iran 2013.
Bekas jurubicara parlemen Gholam-Ali Haddad Adel, yang dipandang memiliki kedekatan dengan pemimpin tertinggi spiritual Syiah Iran Ayatullah Ali Khamenei, hari Senin menarik diri tanpa mendukung salah satu kandidat lainnya.
Adel dianggap bukan calon penting dan unggulan dalam pemilihan presiden Iran tahun ini.*