Hidayatullah.com–”Predikat yang disandang adalah mahasiswa program kelas internasional, karena itu harus bisa mengambil manfaat dengan menangkap berbagai informasi dari para dosen di dalam kelas, dan di luar kelas dengan berinteraksi dengan masyarakat Maroko dalam kaitan pengembangan hubungan Indonesia-Maroko”, demikian disampaikan oleh Dubes RI untuk Maroko, Tosari Widjaja pada kesempatan penerimaan Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdhatul Ulama (STAINU) Jakarta di Universitas Ibnu Thufail, Kenitra Maroko, Selasa (14/02/2012).
Dubes RI juga menyampaikan nilai tambah program, selain akan memberikan wawasan global bagi mahasiswa, juga akan memberikan kesempatan belajar dan praktik bahasa arab dari penutur aslinya .
Sementara Dekan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Ibnu Thufail, Dr. Belhaj Abdelhanin yang juga merupakan Penasehat Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia, menyampaikan ungkapan kegembiraannya atas terlaksananya kerjasama Program Kelas Internasional antara Universitas Ibnu Thufail dengan STAINU Jakarta.
Disampaikan pula harapan untuk peningkatan kerja sama pendidikan kedepan, serta apresiasi atas berbagai gagasan dan program Dubes RI dalam mewujudkan kerja sama pendidikan Indonesia-Maroko.
Selama setahun, sebanyak 21 orang Mahasiswa STAINU Jakarta, akan mengikuti Program Kelas Internasional di Universitas Ibnu Thufail Kenitra.
Penerimaan secara resmi diadakan pihak Universitas Ibnu Thufail pada tanggal 13 Februari 2012 di Ruang Auditorium Fakultas Adab dan Humaniora.
Turut hadir pada kesempatan penerimaan tersebut pimpinan STAINU Jakarta, staf KBRI Rabat serta para akademisi Universitas Ibnu Thufail, termasuk Dr. Maryam Ait Ahmed yang juga merupakan Ketua Asosiasi Persaudaraan Maroko-Indonesia.
Program ini merupakan tindak lanjut MoU kerjasama pendidikan antara STAINU Jakarta dengan Universitas Ibnu Thufail yang ditandatangani pada tanggal 16 November 2011, dengan fasilitasi KBRI Rabat.
Diharapkan program ini akan meningkatkan wawasan dan pemikiran global bagi mahasiswa, dengan memberikan kesempatan belajar langsung dengan para akademisi Maroko serta kesempatan belajar dan praktik bahasa arab dari penutur aslinya dalam lingkungan yang kondusif.*