Hidayatullah.com—Kementerian Kepurbakalaan Mesir bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan kembali membuka masjid peninggalan abad ke-17 Masehi, Masjid Emir Mustafa Gorgi, yang terletak di daerah boulaq Abul Ela, Kairo, Ahad (23/6/2013).
Masjid tersebut direnovasi dan tidak dibuka untuk umum selama 4 tahun. Pondasi masjid, dinding dan pilar-pilarnya diperkuat serta dicat ulang. Lantai yang retak diperbaiki dan ubin yang copot dipasang kembali.
Mashrabiya atau kayu berukir yang menjadi bagian dari jendela dan pintu serta mimbar diremajakan.
Masjid yang juga dikenal dengan nama Masjid Mirza atau Hosh Mirza itu, pada sisi timurnya terdapat tempat wudhu. Di area masjid terdapat ruang terbuka yang dikelilingi pilar dan koridor dengan langit-langit kayu berukir.
Menteri Kepurbakalaan Ahmad Eissa kepada Al-Ahram mengatakan, dibutuhkan waktu lima tahun untuk mengembalikan kembali masjid ke kondisi yang baik. Tidak kurang dana sebanyak 27 juta pound dikeluarkan untuk merestorasi bangunan masjid yang rusak parah karena resapan air itu.
Dengan selesainya pemugaran masjid berusia lebih dari tiga abad itu, masyarakat kembali bisa menggunakannya untuk tempat ibadah dan wisatawan bisa berkunjung ke tempat bersejarah itu.
Masjid Ibnu Tulun
Sementara itu di distrik Sayyida Zainab, Kairo, Masjid Ibnu Tulun yang pertama kali dibangun pada tahun 876 Masehi di daerah bukit Jabal Yashkur masih belum mendapatkan bantuan renovasi.
“Kondisi masjid parah,” kata Muhammad Hassan seorang warga setempat kepada Al-Ahram bulan April lalu.
Sudah sejak lama masjid besar itu tidak dapat dipergunakan untuk shalat maghrib dan isya, karena sistem penerangannya terganggu.
Hassan mengatakan, pada tahun 2005 Kementerian Kepurbakalaan pernah merestorasi masjid tersebut, namun sistem penerangan yang digunakan berkualitas rendah.
Warga setempat mengganti lampu-lampu yang padam. Tetapi karena jaringan listriknya buruk, lampu-lampu yang mereka pasang justru meledak.*