Hidayatullah.com—Pesawat pembawa Presiden Sudan Umar al-Bashir ke Teheran hari akhir pekan kemarin dilarang melintasi langit Arab Saudi karena tidak punya izin.
Menurut otoritas penerbangan Saudi, pesawat tersebut seharusnya meminta izin lebih dahulu untuk melintas, dan itu menjadi satu-satunya alasan mengapa pesawat presiden Sudan itu diminta berbalik arah.
Bashir rencananya akan menghadiri acara pelantikan Hassan Rouhani sebagai presiden Iran yang baru pada hari Ahad (4/8/2013).
“Pihak berwenang menolak pesawat pribadi itu (Ahad) melintas wilayah udaranya dalam penerbangan antara bandara internasional Khartoum dan Iran … karena tidak mengantongi izin yang diperlukan,” kata otoritas penerbangan Saudi dalam pernyataannya, membantah dugaan yang menyatakan larang melintas itu terkait dengan sanksi atas Iran terkait program nuklirnya.
Dilansir kantor berita Saudi SPA, pesawat itu tidak memberitahukan pusat pengawas lalulintas Saudi dan pilotnya baru mengatakan bahwa Presiden Bashir ada didalamnya saat pesawat tersebut sudah berbalik menuju Khartoum.
Pemerintah Sudan tidak mengajukan izin melintas 48 jam sebelumnya, sebagaimana peraturan yang berlaku.
Sekretaris presiden Sudan, Emad Sayed Ahmad, mengatakan bahwa Bashir tidak terbang dengan menggunakan pesawat kepresidenan seperti biasanya, melainkan menumpang pesawat sewaan dari sebuah perusahaan Saudi.
Menurut Ahmad, saat pesawat memasuki wilayah udara Saudi pilot memberitahukan pihak berwenang bahwa dia memiliki izin dan “mengangkut pemimpin Sudan itu.”
“Tetapi mereka tidak memberikan izin kepada pesawat itu,” memasaksanya untuk kebali ke Khartoum, kata Ahmad dikutip AFP.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Araqchi sebagaimana dikutip kantor berita Iran, ISNA, mengatakan bahhwa tindakan Saudi itu “sangat disayangkan.”
Pada bulan Nopember tahun 2012, Presiden Al-Bashir pernah menjalani operasi bedah kecil di Arab Saudi.*