Hidayatullah.com–Mantan Perdana Menteri Libanon, Saad al-Hariri akhirnya kembali ke negaranya untuk pertama kalinya sejak mengumumkan pengunduran dirinya di Arab Saudi dua pekan lalu.
Sejumlah stasiun televisi lokal terlihat merekam kedatangannya disambut oleh tim petugas keamanan di bandara di sini kemarin, lapor BBC.
Foto-foto yang beredar menunjukkan, Hariri disambut oleh pasukan keamanan saat turun dari pesawat.
Setibanya di Beirut, Hariri diketahui langsung menuju makam ayahnya, Rafik al-Hariri, yang dibunuh tahun 2005, insiden yang memaksanya masuk ke dalam dunia politik.
Baca: Hariri Mengatakan Iran Bersalah atas Krisis Libanon, Berjanji Pulang Segera
Ia sempat mengucapkan terima kasih dan menyampaikan pesan untuk warga Libanon, yang sebagian besar bersatu dalam menuntut kepulangannya.
Saad sebelumnya memicu krisis politik di Libanon saat mengumumkan pengunduran dirinya saat berkunjung ke Arab Saudi.
Namun pemimpin tersebut membantah bahwa dia dipaksa oleh Arab Saudi untuk melakukannya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan dengan Iran.
Sebelum kembali di Libanon. Dari Saudi, Hariri sempat mampir ke Paris, Prancis, di mana ia bertatap muka dengan Presiden Emmanuel Macron di Istana Elysee. Macron telah mempromosikan dirinya siap menjadi mediator krisis politik Libanon.
Ketika berada di Prancis, Hariri berjanji akan kembali ke Libanon untuk berpartisipasi dalam perayaan kemerdekaan negara itu. “Di sanalah saya akan menjelaskan posisi saya… setelah saya bertemu dengan Presiden Aoun”.
Selepas dari Prancis, Hariri tidak langsung terbang ke Beirut. Ia singgah di Mesir dan Siprus pada Selasa waktu setempat.
Baca: PM Libanon Saad al-Hariri Mengundurkan Diri
Sebelumnya, 4 November 2017, al-Hariri membuat pengumuman mengejutkan. Ia mengumumkan mengundurkan diri dan menyebut adanya dominasi milisi Syiah Hizbullah di Libanon atas perintah Iran adalah penyebab krisis politik di negara itu.
Ia mengulang lagi pernyataan alasan pengunduran dirinya sebagai perdana menteri, dalam sebuah wawancara TV secara emosional pada hari Ahad malam.
“Saya tidak menentang Hizbullah sebagai partai politik tetapi Hizbullah seharusnya jangan jadi penyebab kehancuran Libanon,” kata Hariri dikutip Arab News, Senin (13/11/2017).
Dalam wawancara dengan Future TV, dia mengatakan itu adalah keputusannya sendiri, dan tujuannya adalah untuk membuat “kejutan positif” yang akan menarik perhatian Libanon akan bahaya yang dihadapi negara itu.*