Hidayatullah.com—Keluarga-keluarga di Inggris setiap pekannya rata-rata membuang makanan setara 6 porsi, kata kelompok Waste and Resources Action Programme (Wrap).
Menurut hasil penelitian Wrap, makanan yang dibuang itu bernilai 60 pound (sekitar 1,09 juta rupiah) sebulan perkeluarga.
Wrap mengatakan, penyebab utama masalah itu adalah pembelian makanan yang terlalu banyak, penyajian dalam porsi yang besar dan kebingungan dalam pembacaan label makanan.
Ketua Wrap Dr Liz Goodwin menyeru toko-toko, produsen makanan dan pemerintah agar menanggulangi masalah tersebut.
Makanan pokok yang biasanya dibuang termasuk susu, roti dan kentang. Sekitar 86 juta ayam dilaporkan dibuang percuma setiap tahunnya.
Wrap menyarankan agar orang membeli makanan secukupnya, menyajikan makanan dalam porsi sedang dan memahami perbedaan petunjuk antara “sebaiknya sebelum” dan “digunakan sampai” dalam tanggal kadaluarsa.
Wrap yang didanai oleh pemerintah Inggris dan Uni Eropa mengatakan, rumah-rumah tangga dalam lima tahun terakhir sudah mengurangi jumlah makanan yang dibuang sebanyak 21%, dengan nilai penghematan mencapai 13 milyar pound.
Namun, menurut Dr Goodwin upaya itu masih bisa ditingkatkan dengan tidak membuang 1,7 juta ton makanan setahun sampai 2025.
Meskipun orang-orang khawatir dengan tingginya harga makanan beberapa tahun terakhir, tetapi penelitian menunjukkan mereka masih saja membuang makanan hingga jutaan ton setiap tahun yang nilainya mencapai milyaran pound.
Masalah lain terkait bahan pangan yang dibuang sia-sia adalah adanya tuntutan agar petani membuang bagian-bagian tertentu dari bahan makanan yang mereka panen dengan alasan agar tampilannya terlihat bagus.
“Petani kadang dipaksa membuang 20%-40% makanan yang mereka hasilkan,” kata Niki Charalampopoulou dari kelompok Feeding 5000 kepada BBC (7/11/2013).*