Hidayatullah.com– Pemerintah yang dipimpin militer di Mali hari ahad (14/8/2022) setuju untuk mengizinkan misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di negara itu untuk melanjutkan rotasi pasukan internasionalnya, lansir BBC.
Pergantian pasukan penjaga perdamaian terhenti bulan lalu menyusul perselisihan dengan Pantai Gading setelah pasukan keamanan Mali menangkap sekitar 50 tentara Pantai Gading di bandara ibukota dengan alasan “keamanan nasional”.
Sepuluh negara mengirimkan personelnya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB di Mali, yang dikenal sebagai MINUSMA.
Hari Jumat, Jerman mengumumkan penangguhan rotasi pasukan karena junta Mali mencabut izin terbang.
Perselisihan antara Mali dengan PBB terjadi setelah junta mengundang pasukan bayaran yang dikelola perusahaan keamanan Rusia, Wagner Group, untuk ikut serta memberantas milisi-milisi Muslim.*