Hidayatullah.com—Partai Pembajak di Swedia dan Islandia bersama-sama mengajukan Edward Snowden dan Bradley Manning untuk mendapatkan Nobel Perdamaian 2014.
“Kami menominasikan Manning dan Snowden bersama-sama, karena keberanian Manning menginspirasikan Snowden dan keduanya telah menginspirasi ribuan orang di seluruh dunia untuk menyampaikan kebenaran kepada penguasa dan menuntut transparansi serta akuntabilitas di masyarakat mereka sendiri,” bunyi surat bersama yang dibuat para perwakilan Partai Pembajak Swedia dan Partai Pembajak Islandia yang duduk di parlemen Uni Eropa, Senin (3/2/2014) dikutip Russia Today.
Kedua “Pembajak” itu mengajukan nominasi mereka sebelum tanggal batas akhir 1 Februari.
Berbicara ditujukan kepada Komite Nominasi Nobel, anggota-anggota Partai Pembajak mengatakan bahwa kedua whistleblowers itu “telah menginspirasikan perubahan dan mendorong debat publik dan perubahan kebijakan publik yang berkontribusi pada dunia yang lebih stabil dan damai.”
Bradley Manning, 26, yang kini minta dipanggil sebagai Chelsea sebab merasa lebih sebagai wanita ketimbang pria, membocorkan ratusan ribu dokumen rahasia lewat situs pembocor segala rahasia WikiLeaks, ketika bertugas sebagai prajurit Amerika Serikat di Iraq.
Di antara dokumen yang dibocorkan Manning termasuk video pembantaian rakyat sipil Iraq tak bersenjata di wilayah pemukiman warga oleh tentara Amerika dengan menggunakan helikopter tempur. Di antara mereka adalah jurnalis kantor berita Reuters.
Akibat tindakannya membocorkan ribuan dokumen rahasia itu, Manning dihukum kurungan 35 tahun di penjara militer.
Edward Snowden, 30, mantan pekerja kontrak NSA dan pegawai CIA yang ikut menggarap jaringan komputer di lembaga-lembaga intelijen Amerika Serikat, sejak musim panas 2013 menetap di Moskow dengan suaka sementara dari pemerintah Rusia.
Pemuda Amerika itu membocorkan informasi tentang aksi intelijen Amerika yang menyadap jalur komunikasi telepon dan internet dunia kepada media, saat berada dalam pelarian di Hong Kong.
Akibatnya, satu per satu aksi intelijen Amerika Serikat atas pihak penguasa, pemerintah dan swasta, serta warga sipil di banyak negara di dunia mulai terkuak. Berikut kerjasama intelijen Amerika dengan negara-negara sekutunya.
Sejumlah komentar pembaca Russia Today berpendapat Snowden dan Manning lebih berhak atas Nobel Perdamaian ketimbang presiden mereka, Barack Obama. Ada pula yang mengusulkan agar hadiah Nobel Perdamaian yang diberikan kepada Obama ditarik, lalu diserahkan kepada Snowden dan Manning.*