Hidayatullah.com—Seorang penyair dan aktivis HAM keturunan Arab bernama Hashem Shaabani telah dieksekusi karena dituding sebagai “musuh Tuhan” dan mengancam keamanan, menurut kelompok-kelompok pembela hak asasi manusia di Iran.
Shaabani dan seorang pria lain bernama Hadi Rashedi digantung di sebuah penjara yang tidak disebutkan pada 27 Januari, kata aktivis HAM dilansir Aljazeera (10/2/2014).
Shaabani, yang dikenal gencar menyuarakan penindasan yang dialami orang-orang dari etnis Arab di Provinsi Khuzestan, dikerangkeng oleh aparat Syiah Iran sejak sekitar bulan Februari-Maret 2011. Dia ditangkap setelah dituding sebagai Muharib atau “musuh Tuhan.”
Bulan Juli 2013, Tribunal Revolusi Islam (atau tepatnya Syiah, bukan Islam-red) menyatakan Shaabani dan 13 orang lainnya bersalah “mengobarkan perang terhadap Tuhan” dan menebarkan “kerusakan di bumi.”
Shaabani, 32, merupakan pendiri Institut Dialog dan terkenal akan puisi-puisinya dalam bahasa Arab dan Persia. Tahun 2012 dia muncul di stasiun televisi Press TV milik pemerintah Syiah Iran, di mana Shaabani dipaksa untuk mengaku melakukan “terorisme separtis,” kata para aktivis HAM.
Menurut laporan BBC Persia, pejabat dari Kementerian Informasi mengabarkan kepada keluarga tentang kematian para pria yang dihukum itu dan mengatakan bahwa mereka telah digantung. Dan keluarga akan diberitahu kemudian di mana lokasi makamnya.
Laporan itu juga menyebutkan, Shaabani dipindah ke lokasi penjara yang dirahasiakan sebelum dieksekusi mati.
Menurut Amnesty International, dalam 2 pekan selama bulan Januari kemarin Iran telah mengeksekusi mati 40 orang.
Menurut Iran Human Rights Documentation Centre (IHRDC) lebih dari 300 orang telah dieksekusi mati sejak Hassan Rouhani menduduki kursi presiden pada Agustus 2013.*