Hidayatullah.com–Tindakan aktivis Australia tersebut merupakan sebagian dari kampanye yang menentang tindakan pemwerintah Australia mengekspor binatang ternak secara hidup-hidup.
Puluhan ribu biri-biri berada di kawasan pelabuhan di wilayah Portland dijadwal belayar hari ini menuju kapal al-Shuwaikh. Kalangan aktivis itu yakin tindakan mereka memberikan daging babi itu kemarin, akan dapat menghalangi pengiriman hewan ternak itu.
Asosiasi petani terbesar di Australia, Federasi Petani Victoria, mencap para aktivis penyayang bintang itu sebagai “berandal perusak ekonomi” setelah penggakuan yang telah mencampurkan daging babi pada makanan domba yang akan diberangkatkan besok dari Portland, negara-bagian Victoria, ke Kuwait.
Menurut pihak aktivis, campuran daging babi tadi akan lumat di perut domba selama 21 hari, sehingga tidak sepatutnya diekspor ke negara berpenduduk Muslim.
“Sebenaranya biri-biri itu tidak lagi layak untuk dikirim ke Timur Tengah,” kata aktivis penyayang binatang Ralph Hahnheuser.
Australia telah mengekspor binatang hidup ke negara Islam itu dengan mensyaratkan hanya makanan halal. Perdagangan itu bernilai sekitar 195 juta USD setahun dan Perdana Menteri John Howard telah menegaskan akan tetap meneruskannya meski banyak tentangan dari kalangan aktivis.
Hahnheuser mengatakan, kumpulannya telah memasukkan kandungan daging babi dan bahan lain ke dalam sistem pencernakan lebih 70.000 biri-biri dan hewan ternak lain yang diletakkan di Portland.
Meski kalangan aktivis mengatakan makanan itu tidak membahayakan buat binatang tetapi mereka menyatakan hewan itu tidak layak untuk diekspor ke negara Islam yang mewajibkan daging halal.
“Kita tidak melihat bagaimana pemerintah dan pengekspor dapat berdiam diri dan meneruskan pengiriman itu selepas mengetahui apa yang terjadi,” katanya.
Bulan lalu, lebih dari 50 ribu biri-biri Australia ditolak pihak Arab Saudi karena dianggap terdapat penyakit mulut. (ap/abcn/cha)