Hidayatullah.com—Seorang mahasiswa asal Kudus Jawa Tengah, H. Muhammad Shofin Sugito, MA meraih predikat musyarraf jiddan (Summa Cumlaude), berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Sidi Mohamed ben Abdellah – Fes.
Muhammad Shofin Sugito yang juga santri dari Imam besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. K.H. Ali Mustafa Yaqub, berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “al-Hiwar ad-Diniy – ats-Tsaqafi wa atsaruhu fi Ma’arif al-Wahyi; dirasah qadhaya wa namadhij” (Dialog Agama-Budaya dan Pengaruhnya Pada Horizon Pemahaman Wahyu).
Di hadapan empat orang tim penguji yaitu Prof. Sayyid Mohamed Zuhair, Pakar Kajian Semitics sebagai ketua sidang, Prof. Idris Charqie, Pakar Studi Qur’an-Sunnah dan Maqashid Syari’ah sebagai anggota, Prof. Lichaedhar Zohouth, Pakar Perbandingan Agama sebagai anggota dan Prof. Al-Hassan Hamdouchi, Pakar Pemikiran Islam Modern sebagai pembimbing, Shofin berhasil mempertahankan disertasinya dengan nilai Summa Cumlaude.
Acara ini berlangsung di Aula Utama Perpustakaan Fakultas Sastra dan Humaniora Univ. Sidi Mohamed Ben Abdellah Fes- Maroko pada hari Senin (07/04/14).
Sidang disertasi yang berlangsung sejak pukul 09.00 waktu setempat ini, dihadiri oleh Duta Besar RI Untuk Kerajaan Maroko H Tosari Widjaja, Ketua PPI Maroko Rifqi Maula, sejumlah anggota PPI Maroko serta citivitas akademika Univ. Sidi Mohamed Ben Abdellah Fes.
Dalam disertasinya, Shofin di antaranya memaparkan tentang ‘Risalah Langit’ yang dibawa Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wassallam bersifat universal, yakni untuk seluruh mahluk di alam ini. Sehingga, risalah samawiyah ini akan terus bergulat dan berdialog dengan variasi pemikiran dan kebudayaan manusia dan bangsa di berbagai tempat dan masa, hingga hari kiamat nanti.
Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa Islam sebagai agama langit tidak serta merta turun ke bumi bak mahluk luar angkasa yang asing dan menyendiri, akan tetapi ikut bersosial dan berdialog dengan berbagai pola fikir dan kebudayaan masyarakat.
“Demikianlah yang diejawantahkan Sang Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassallam pembawa risalah langit dan para sahabat penerus estafet kepemimpinan umatnya” tambahnya.
Sementara itu, Prof. Al-Hassan Hamdouchi mengungkapkan bahwa ia bersedia menjadi pembimbing disertasinya karena semangat dan kapabilitas keilmuannya saat pertama kali berdiskusi dengannya.
“Dan benar saja, disertasi ini menunjukkan keluasan pikirannya, khususnya dalam aspek integrasi ilmu-ilmu,” ujarnya.
Selanjutnya, Prof. Idris Charqie sedikit mengkritik mengenai penulisan dan tata bahasa disertasi tersebut yang menurutnya masih ada yang harus diperbaiki.
“Namun, dari sini justru saya mendapati kuatnya Bahasa arab dan penyampaiannya dalam disertasi anak Indonesia ini. Saya kagum dari caranya meramu dn menyajikan banyak tema-tema lama (turats) yang terlupakan,” ungkapnya.
Sebelum acara berakhir, Prof. Lichaedhar Zohouth berharap disertasi ini dapat tersebar dan menginspirasi kajian-kajian tentang Islam indonesia yang mendamaikan, menentramkan bagi seluruh kalangan.
“Indonesia, negara yang memilki banyak agama, bahasa dan suku, tapi Islamnya mengharmoniskan semua itu. Ini harus digiatkan dan disebarakan supaya menjadi contoh,” pungkasnya.
Dengan diraihnya predikat musyarraf jiddan (Summa Cumlaude), H Tosari Widjaja beserta para home staff dan local staff, anggota PPI Maroko, dan masyarakat Indonesia yang berada di Maroko memberikan apresiasi yang luar biasa atas prestasi yang di raih oleh H. Muhammad Shofin Sugito.
Dalam kesempatan itu Duta Besar RI Untuk Kerajaan Maroko H Tosari Widjaja menyampaikan bahwa ia akan meningkatkan jembatan peradaban Indonesia – Maroko; khususnya bidang-bidang keislaman dan budaya-budaya.
Dengan kerjasama-kerjasama yang telah dibangun dengan universitas ini yang nantinya akan dapat memberikan informasi ilmiah tentang Islam indonesia; terutama pada point pertukaran dosen dan mahasiswa. Ia juga berharap, setelah diperbaiki disertasi ini sesuai catatan para penguji, dapat dicetak dan dimanfaatkan ilmunya.*/Kusnadi El Ghezwa, Koordintaor Departemen Media Informasi Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Maroko