Hidayatullah.com–Mantan presiden Husni Mubarak hari Rabu (13/8/2014) melakukan pembelaan diri dari dakwaan pembunuhan ratusan demonstran penentangnya di tahun 2011.
Bekas presiden yang kini berusia 86 tahun itu muncul dengan seragam penjara berwarna biru, di mana dia berbicara dari dalam kerangkeng khusus terdakwa untuk pertama kalinya dalam persidangan.
“Muhamad Husni Mubarak, yang berdiri di hadapan Anda hari ini, tidak akan pernah memerintahkan pembunuhan atas pengunjuk rasa atau menumpahkan darah rakyat Mesir. Saya menghabiskan hidup saya untuk membela Mesir dan putra-putrinya,” kata Mubarak dalam persidangan yang disiarkan langsung di televisi dikutip Ahram Online.
Mubarak, menteri dalam negerinya dan enam pembantu bidang keamanannya menjadi terdakwa atas kematian ratusan pengunjunk rasa selama 18 hari demonstrasi besar yang akhirnya menumbangkan pemerintahannya pada awal 2011. Dia dinyatakan bersalah pada tahun 2012 dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Namun keputusan itu dibatalkan di pengadilan banding karena adanya penyimpangan prosedur dalam persidangan sebelumnya dan kasusnya mulai diproses ulang pada April 2013.
Hakim mengatakan keputusannya akan disampaikan pada 27 Sepember mendatang.
“Saya menghabiskan hidup saya melawan musuh-musuh negara dan saya tidak akan memerintahkan pembunuhan atas seorang warga Mesir dalam keadaan apapun untuk alasan apapun,” imbuh Mubarak.
“Saya tidak memerintahkan kerusuhan — saya [bahkan] berulangkali memperingatkan bahayanya– dan saya juga tidak menciptakan kevakuman keamanan,” kata Mubarak yang menyatakan telah mengabdi untuk negaranya selama 62 tahun dari saat aktif di ketentaraan hingga akhir masa kekuasaannya.
Berbicara dengan gaya bahasa yang fasih sebagaimana ciri khasnya dulu saat masih menjabat, Mubarak mengatakan dia dan keluarganya menjadi korban kampanye hitam sejak revolusi 2011.
Mubarak menegaskan dirinya tidak terpaksa turun dari jabatannya karena desakan rakyat, melainkan mundur secara “sukarela” guna menghindari keterpurukan yang membawa kehancuran pada negara Mesir.
“Saya tidak berbicara untuk mengungkapkan kembali berbagai pencapaian saya, tetapi untuk menanggapi berbagai penistaan, fitnah dan tudingan,” kata Mubarak, yang mengatakan pernyataannya itu mungkin menjadi yang terakhir sebelum dia wafat.
“Roda sejarah tidak bergerak mundur,” ujarnya. “Tak ada seorang pun yang bisa mengarang-ngarang sejarah,” kata Mubarak seranya mengatakan bahwa saat kepemimpinannya Mesir mengalami pertumbuhan ekonomi tertinggi, mendukung demokrasi di masa-masa akhir pemerintahannya dan sudah memperingatkan bahwa dirinya menentang pencampuradukan antara politik dengan agama, menyinggung pemerintahan ala Al-Ikhwan Al-Muslimun dengan Muhammad Mursy sebagai presidennya yang muncul setelah Mubarak ditumbangkan.
Mubarak saat ini sedang menjalani masa hukuman untuk kasus korupsi.*