Hidayatullah.com–Anggota tim penanggulangan wabah Ebola di Guinea yang dilaporkan hilang saat sedang menjalankan tugas menggugah kesadaran masyarakat atas penyakit mematikan itu ditemukan tewas.
Seorang jurubicara pemerintah mengatakan, mayat-mayat yang ditemukan itu termasuk tiga jurnalis yang tergabung dalam tim tersebut.
Tim kampanye kesadaran Ebola itu terdiri dari beberapa petugas kesehatan dan wartawan. Mereka dilaporkan hilang setelah diserang pada hari Selasa lalu di sebuah desa di dekat kota Nzerekore bagian selatan Guinea.
Tiga dokterdan tiga jurnalis dilaporkan hilang setelah mereka diketapel dengan batu oleh penduduk setibanya di desa Wome, dekat lokasi wabah Ebola di Afrika Barat pertama kali muncul.
Seorang jurnalis wanita berhasil menyelamatkan diri dan mengatakan kepada para wartawan bahwa dia dapat mendengar suara-suara warga masyarakat yang mencari timnya ketika dia bersembuyi.
Sebuah delegasi pemerintah yang diturunkan ke lokasi kejadian oleh kementerian kesehatan tidak dapat memasuki daerah itu lewat jalan darat karena warga memblokir jembatan menuju kampungnya.
Hari Kamis malam (18/9/2014) jurubicara pemerintah Albert Damantang Camara mengatakan delapan mayat telah ditemukan, termasuk tiga wartawan, lansir BBC.
Camara mengatakan mayat-mayat itu dievakuasi dari septic tank sebuah sekolah dasar di desa itu dan korban telah “dibunuh dengan darah dingin oleh penduduk desa.”
Alasan pembunuhan itu tidak diketahui, tetapi para koresponden mengatakan bahwa warga setepat tidak percaya dengan petugas kesehatan dan mereka menolak bekerjasama dengan pemerintah, sebab mereka ketakutan diagnosa atas Ebola berarti kematian baginya.
Bulan lalu kerusuhan terjadi di Guinea si mana tim kesehatan hilang setelah beredar rumor yang mengatakan bahwa petugas yang membasmi kuman di pasar justru mencemari warga.
Hari Kamis lembaga kesehatan dunia WHO mengatakan lebih dari 700 kasus baru infeksi Ebola muncul di Afrika Barat hanya dalam waktu satu pekan, yang mengindikasikan bahwa wabah itu meluas dengan cepat.*