Hidayatullah.com–Sebuah pengadilan di Teheran memvonis satu tahun penjara seorang wanita Iran-Inggris yang ditahan setelah bersikeras ingin menonton pertandingan bola voli.
Kasus Ghoncheh Gavami, wanita 25 tahun lulusan sekolah hukum di London, telah menyedot perhatian publik internasional karena latar belakangnya yang memiliki dua kewarganegaraan serta lamanya mendekam dalam tahanan di Iran sebelum akhirnya diadili.
Ghavami ditangkap pada 20 Juni lalu di Stadion Azadi (bahasa Persia yang berarti kebebasan) di mana tim bola voli putra Iran ketika itu sedang bertanding melawan tim Italia. Setelah para wanita, termasuk jurnalis wanita, dilarang masuk stadion untuk menyaksikan pertandingan itu mereka melakukan unjuk rasa yang berakhir pada penangkapan Ghavami. [Baca: Di Iran, ingin nonton bola voli pria, wanita dijebloskan ke bui.]
Ghavami sebenarnya dibebaskan beberapa jam setelah di tahan, tetapi ditangkap kembali ketika beberapa hari kemudian dia mendatangi kantor polisi untuk mengambil barang miliknya yang di sita ketika ditangkap di stadion.
Menurut keluarganya, Ghavami di kurung dalam sel isolasi selama 41 hari dan bulan kemarin menjalani proses persidangan tertutup.
“Menurut putusan pengadilan dia dihukum satu tahun penjara,” kata pengacara Ghavami, Alizadeh Tabatabaie, yang tidak diperbolehkan mengunjungi kliennya sebagaimana dikutip AFP dari media di Iran, Ahad (2/11/2014).
Dalam kesempatan berbeda, saudara laki-laki Ghavami mengatakan bahwa hakim memberikan hukuman tambahan berupa larangan bepergian meninggalkan Iran selama dua tahun.
Menurut Iman Ghavami kasus hukum dan proses yang dijalani saudara perempuannya itu dipenuhi dengan kejanggalan. Dia juga mengatakan pihaknya akan berusaha meringankan hukuman tersebut.
Vonis yang dianggap terlalu berat itu juga mengundang komentar dari pihak Kementerian Luar Ngeri Inggris dan Amnesty Internasional.
Pejabat iran mengatakan bahwa Ghavami ditahan karena alasan keamanan dan tidak ada hubungannya dengan acara olahraga yang ingin ditontonnya.*