Hidayatullah.com–Tentara Pembebasan Suriah (FSA) di Aleppo telah menolak usulan gencatan senjata yang diajukan Perserikatan Bangsa-Bangsa guna menghentikan sementara pertempuran di kota terbesar di Suriah, sehari setelah rezim Damaskus mengatakan akan mempertimbangkannya.
Zaher Al-Saket, komandan FSA di Aleppo, hari Rabu (12/11/2014) mengatakan bahwa usulan gencatan senjata itu hanya akan menguntungkan rezim Bashar Al-Assad. Komandan FSA itu bersumpah pasukannya akan melanjutkan perjuangan mereka di kota itu.
“Pertama-tama saya ingin mengatakan bahwa kami sama sekali menolak apa yang disebut rencana penghentian dan gencatan senjata ini,” kata Al-Saket kepada Aljazeera.
“Kami sudah belajar untuk tidak mempercayai rezim Assad sebab mereka licik dan hanya ingin mengulur waktu. Kami telah melihat apa yang terjadi di Homs dan kami tidak akan menerima skenario yang sama di Aleppo,” tegas komandan FSA itu.
Kabar itu muncul setelah pasukan loyalis Assad hari Rabu menjatuhkan bom barel (bom yang dibuat dari tong-tong bekas, diisi bahan peledak dan serpihan tajam seperti paku) di daerah pemukiman Al-Marjeh di Aleppo, kata para aktivis.
Gambar-gambar dari tempat kejadian menunjukkan orang-orang sedang menggali keluar dari reruntuhan bangunan.
Belum ada laporan mengenai korban dalam peristiwa itu.
Staffan de Musruta, utusan khusus PBB untuk Suriah, hari Selasa mengatakan bahwa pemerintah Suriah telah menanggapi secara baik usulan gencatan senjata yang diajukan PBB itu.
De Misruta merancang rencana gencatan senjata itu bulan lalu agar bantuan kemanusiaan bisa masuk dan membuka jalan bagi perundingan damai.
Ketika De Misruta melakukan pendekatan-pendekatan diplomatik, tidak ada tanda-tanda pertempuran di lapangan mereda.*