Hidayatullah.com—Lee Kuan Yew, bapak negara Singapura yang mengubah pulau kecil itu menjadi sebuah pelabuhan penghubung jalur perdaganan dunia dan mendatangkan kemakmuran bagi penduduknya tersebut, telah wafat dalam usia 91 tahun, lansir BBC.
Sebuah pemakaman resmi kenegaraan akan digelar pada 29 Maret, setelah sepekan masa berkabung.
Dalam pernyataan yang diliputi kesedihan, putranya yang merupakan perdana menteri Singapura saat ini, Lee Hsien Loong, mengenang sosok ayahnya.
“Dia bertempur demi kemerdekaan negara kita, membangun bangsanya ketika tidak ada orang yang melakukannya, dan membuat kita bangga menjadi orang Singapura. Kita tidak akan melihat lagi orang seperti dirinya,” kata Lee Hsien.
Lee Kuan Yew mengalami masa kemerdekaan Singapura dari Inggris dan pemisahan dari Malaysia. Dia mendirikan Partai Aksi Rakyat yang memerintah Singapura sejak tahun 1959 dan menjadi perdana menteri pertama negeri singa putih itu selama 31 tahun. Lee dihormati dan disegani sebagai sosok pendiri negara dan arsitek kemakmuran Singapura. Namun, pada saat yang sama dia juga dikritik karena dianggap memerintah dengan tangan besi.
“Kami tahu jika kami hanya (biasa-biasa saja) seperti tetangga-tetangga kami, maka kami akan mati,” kata Lee Kuan Yew kepada New York Times tahun 2007, mengenai strategi ekonomi untuk negaranya yang sangat kecil dan miskin sumber daya alam.
Lee Kuan Yew dinyatakan meninggal dunia pada Senin pagi (23/3/2015), setelah dirawat di rumah sakit selama beberapa pekan karena penumonia. Ketika dirawat kehidupannya ditopang berbagai peralatan medis.*