Hidayatullah.com—Seorang wanita ketua organisasi pembela hak-hak sipil di Amerika Serikat akhirnya mengundurkan diri, beberapa hari setelah orangtuanya sendiri membongkar kebohongan yang dilakukannya.
Rachel Dolezal merupakan ketua cabang wilayah Spokane dari National Association for Advancement of Colored People, organisasi tertua pembela hak-hak sipil orang kulit berwarna (warga Amerika keturunan Afrika) di Amerika Serikat.
Selama ini dia mengaku memiliki darah Afrika (kulit hitam) dari orangtuanya.
Sepasang suami-istri kulit putih pekan lalu mengaku sebagai orangtua biologis dari Rachel Dolezal. Mereka sengaja tampil ke publik karena selama ini Dolezal telah berbohong mengenai asal-usulnya dengan mengaku-aku sebagai keturunan kulit hitam dan tampil sehari-hari di publik seperti orang keturunan Afrika.
Orangtua Dolezal mengatakan kepada media bahwa putri mereka sesungguhnya keturunan kulit putih dan memiliki jejak keturunan orang asli Amerika (Indian). Mereka menunjukkan foto-fotonya semasa kecil dengan warna kulit cerah (putih) dan rambut pirang lurus.
Foto tersebut berbeda dengan penampilan Dolezal saat ini, yang tampil sehari-hari dengan warna kulit kecoklatan dan rambut keriting seperti orang-orang berdarah Afrika.
Dolezal, 37, yang juga merupakan pegawai dari pemerintah kota Spokane, ternyata dalam surat lamaran pekerjaannya mencantumkan identitas sebagai wanita kulit putih, Afrika-Amerika dan asli Amerika (Indian). Hal itu diungkapkan oleh Ketua Dewan Kota Spokane Ben Stuckart.
Menurut Stuckart pihak pemerintah kota sudah memulai penyelidikan atas surat lamaran pekerjaannya. Stuckart mengatakan bahwa Dolezal melayangkan pengaduan-pengaduan atas diskriminasi ras yang diterimanya, dan yang paling anyar adalah pengaduan soal surat berisi kebencian atas dirinya.
Dalam pengumuman pengunduran dirinya sebagai ketua NACCP cabang Spokane, Dolezal mengatakan dirinya mengambil sikap diam saat kontroversi tentang dirinya muncuat ke publik, karena dia menghormati kerja yang dilakukan oleh organisasinya yang memperjuangkan hak-hak sipil.
Kontroversi seputar Dolezal mencuat ke publik setelah dalam sebuah foto dia tampil bersama seorang pria berkulit hitam yang disebutnya sebagai ayahnya.
Ketika seorang penyiar lokal pekan lalu di pinggir jalan menanyakan perihal orangtua Dolezal yang asli, yang berkulit putih, wanita aktivis HAM itu berlagak seolah-olah tidak memahami pertanyaan yang diajukan kepadanya. Setelah didesak terus dan tampak tersudut dengan pertanyaan itu, Dolezal akhirnya pergi meninggalkan penyiar yang mewawancarainya tersebut.
Sampai hari Jumat lalu, Dolezal masih tercatat sebagai pengajar di Africana Studies Programme di Eastern Washington University.
Dilansir Aljazeera (13/6/2015), ibu Rachel Dolezal, Ruthanne, mengatakan bahwa keluarganya memiliki darah keturunan Ceko, Swedia, Jerman dan sedikit keturunan orang asli Amerika (Indian).
Ruthanne mengatakan dia dan putrinya itu tidak saling berkomunikasi selama bertahun-tahun, dan Rachel Dolezal mulai tampil seolah-olah sebagai keturunan Afrika sejak 8-9 tahun lalu, setelah keluarga mereka mengadopsi 4 anak berkulit hitam.
Sejumlah laporan media menyebutkan bahwa menurut keterangan Ruthanne, seorang bocah kulit hitam yang diakui sebagai anak oleh Rachel, sesungguhnya adalah salah satu anak angkat yang diadopsi oleh Ruthanne dan suaminya.*