Hidayatullah.com—Satu dari dua penulis Prancis yang dituduh melakukan pemerasan sebesar 3 juta euro atas pemimpin Maroko Raja Muhammad VI, sebagai bayaran agar tidak menerbitkan buku tentang raja di Afrika Utara itu, mengatakan bahwa justru dirinya yang ditawari uang suap.
Eric Laurent tidak menyangkal dirinya terlibat apa yang disebutnya sebagai “transaksi pribadi” itu.
“Itu buku saya dan itu urusan saya,” katanya kepada radio Prancis hari Senin (31/8/2015) seperti dikutip Euronews.
“Saya bisa melakukan apa saja yang saya mau atas buku itu. Itu bukan milik umum. Pihak lain (Raja Maroko, red) mengubah transaksi pribadi menjadi apa yang mereka sebut sebagai pemerasan atau upaya pemerasan oleh saya. Tapi [tuduhan] itu absurd,” kata Laurent.
Namun, pengacara dari Raja Muhammad VI, Eric Dupont-Moretti, memiliki pandangan berbeda. Dia menjelaskan masalahnya dengan perumpamaan seperti berikut ini.
“Pada hari Ahad Anda datang untuk mengancam saya. Anda bilang bahwa Anda akan mampir ke rumah saya pada hari Selasa. Pada hari Senin, saya meminta bantuan polisi untuk turun tangan. Apa itu namanya penjebakan?” kata Dupont-Moretti mencoba memaparkan masalah yang ada.
Apapun kebenarannya, berbagai laporan menyebutkan bahwa pihak penerbit sekarang ini tidak akan mempublikasikan buku kedua penulis itu. Pasalnya, hubungan kepercayaan dengan kedua jurnalis itu, Eric Laurent dan Catherine Graciet, telah pudar.
Laurent dan Graciet telah digugat di Prancis dengan tuduhan pemerasan dan pengancaman.*