Hidayatullah.com–Kampanye Internasional untuk Kebebasan di Uni Emirat Arab melaporkan pada Senin, (23/11/2015) bahwa tiga anak Mohamed Ahmed Abdouly telah ditangkap dan dibawa ke tahanan oleh otoritas Emirat di Fujairah.
Abdouly meninggal pada tahun 2013 di Raqqa, Suriah, ketika ia merupakan anggota kelompok perlawanan Suriah, Ahrar Syam bertempur melawan Rezim Bashar al Assad.
Dua Muslimah, Amina Mohammed Abdouly (33 tahun) dan Moza Mohammed Abdouly (18 tahun), dan saudara laki-laki mereka Mohammed Musab Abdouly (25 tahun), ditangkap oleh pasukan keamanan setelah mereka menyerbu rumah mereka 19/11/2015. Rumah itu dilaporkan dicari dan digeledah pasukan keamanan tanpa surat peringatan.
Tiga bersaudara tersebut ditangkap dan ditahan dan belum terdengar kabar sejak penahanan mereka.
Dikutip middleeastmonitor.com, Uni Emirat Arab, penghilangan orang secara paksa merupakan hal biasa, pada awal 2015, tiga bersaudara Muslimah Suwaidi ditahan dan menghilang selama 3 bulan setelah bercuit di twitter dan menyeru pembebasan saudara mereka.
Pada Agustus 2015, ekonom terkemuka Dr. Nasser bin Ghaith dibawa untuk ditahan oleh pasukan keamanan dan menghilang selama lebih dari 3 bulan.
Mohammed Musab Abdouly sebelumnya ditangkap pada 2013 selama 4 bulan dan dipecat dari pasukan Uni Emirat Arab, tanpa diberi alasan maupun penjelasan.
Belum ada alasan resmi yang diberikan atas penangkapan Abdouly bersaudara, meski hilangnya mereka dikaitkan dengan aktifitas ayah mereka selama di Suriah. Uni Emirat Arab telah melarang setiap warganya untuk ikut serta atau mendukung kelompok pejuang pembebasan Suriah.
Penghilangan orang terakhir ini merupakan perkembangan yang mengkhawatirkan dalam praktek penghilangan di Uni Emirat Arab.
Mengingat penggunaan penyiksaan di penjara dan fasilitas penahanan di Uni Emirat Arab, ada kekhawatiran nyata mengenai situasi yang dihadapi Abdouly bersaudara. Dengan tingginya angka pelanggaran hak asasi manusia di Uni Emirat Arab, akan ada bahaya serius yang mengintai keselamatan para tahanan.*