Hidayatullah.com–Sifat bangsa Yahudi yang sering melanggar ketentuan hukum dan senang akan kekerasan sepertinya terus menurun dari generasi ke generasi. Hal ini tergambar dari hasil jajak pendapat terbaru atas remaja Israel yang dilaporkan Kamis (31/3).
Hasil studi menunjukkan, 60% remaja Israel berusia antara 15 dan 18 tahun lebih menyukai pemimpin yang “kuat” daripada tegaknya supremasi hukum. Sementara 70% pemuda mengatakan, jika terjadi konflik antara keamanan negara dan demokrasi, maka masalah keamanan negara harus didahulukan.
Pandangan serupa dianut oleh pemuda Israel berusia antara 21 dan 24 tahun.
Penelitian dilakukan oleh Dahaf Institute untuk yayasan asal Jerman Friedrich Ebert Foundation, yang berkerjasama dengan Macro Center for Political Economics.
Sebagaimana dilansir media Israel Haaretz, menurut peneliti, laporan itu menunjukkan adanya peningkatan rasa nasionalisme di kalangan pemuda Yahudi dan melemahnya kepedulian akan negara berasaskan demokrasi.
Hasil jajak pendapat itu sepertinya memang sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan.
Dua remaja Israel hari Kamis (31/3) mendakwa dua remaja Israel dari Safed, karena telah membakar mobil milik mahasiswa Palestina di sebuah perguruan tinggi pada 16 Maret, yang disinyalir sebagai reaksi dari peristiwa tewasnya satu keluarga pemukim Yahudi di Itamar.
Yonatan Iluz, 18 tahun, bersama beberapa temannya membakar dua buah kendaraan milik mahasiswa Arab di halaman sebuah kampus di Safed sebelum meninggalkan lokasi, demikian antara lain bunyi dakwaan pengadilan.
Menurut Haaretz yang dikutip Maan, di kedua kendaraan tersebut terdapat stiker yang menunjukkan agama si pemilik, yaitu Islam dan Kristen.
Dalam dakwaan juga disebutkan, di lokasi kejadian terdapat grafiti yang bertuliskan “Kahane benar”, “pembalasan dendam”, dan “harga yang harus dibayar”.
Rabbi Meir Kahane adalah tokoh agama ektrimis Yahudi yang mendukung pengusiran bangsa Palestina dan menyerukan kekerasan dalam melawan bangsa Arab.*