Hidayatullah.com–Penyataan anti-Muslim bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya merugikan bisnisnya sendiri di Timur Tenga.
Beberapa perusahaan dan pasar swalayan besar di kawasan ini menyatakan menolak menjualkan barang buatan “Trump Home” yang dimiliki Donald Trump.
Diantara perusahaan itu adalah Landmark Group, yang berkantor pusat di Dubai, perusahaan yang populer di Timur Tengah dengan merek dekorasi rumah Lifestyle.
Perusahaan ini mengatakan kepada The Independent tidak akan lagi menjualkan dekorasi rumah milik Donald Trump.
“Mengingat laporan terbaru yang dibuat oleh calon presiden (Donald Trump, red) di media AS, kami menangguhkan penjualan semua produk dari dekorasi dari Trump Home,” kata Lifestyle CEO Sachin Mundhwa, Rabu (08/12/2015).
Di kawasan Timur Tengah, Trump Home menjual lampu, cermin dan kotak perhiasan.
Produk-produk Trump Home yang kebanyakan mewah selama ini dijual di swalayan-swalayan Lifestyle di Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi dan Qatar.
Konglomerat real estate dan bintang reality show ini lebih banyak mendapat keuntungan dari lisensi namanya untuk golf, produk barang mewah dan produk retail, ketimbang dari pengoperasian gedung.
Namun induk swalayan ini, Landmark, salah satu grup ritel terbesar di Timur Tengah beranggotakan 190 swalayan di Timur Tengah, Afrika dan Pakistan, menyatakan telah menarik semua barang dagangan Trump dari rak-rak pajang mereka.
Produk Trump Home dijual di toserba Lifestyle di kawasan Timur Tengah, seperti; Uni Emirat Arab, Kuwait, Arab Saudi dan Qatar.
Keputusan Landmark menolak menjualkan produk Trump Home, menyusul komentar Donald Trump yang menyerukan pelarangan seluruh umat Muslim untuk memasuki AS pada awal pekan lalu.
Meskipun hingga saat ini tidak ada pengumuman soal mitra bisnis Trump yang memutuskan kerja sama bisnis, sejumlah perusahaan menunjukkan kekhawatiran mereka untuk menggungakan merek Trump untuk berbisnis di Timur Tengah.
Sebelumnya, bakal calon presiden dari Partai Republik itu memicu kecaman setelah memaparkan keinginan melarang orang-orang Islam memasuki Amerika karena Muslim ia anggap “mendorong kebencian terhadap Amerika”.
Pernyataan Donald Trump soal Islam ini dikecam berbagai kalangan, dari pejabat pemerintah.
Pentagon bahkan memperingatkan pernyataan anti-Muslim ini dapat menganggu keamanan nasional AS karena akan memperkuat kelompok yang menyebut diri ISIS.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry bahkan menyebut pernyataan itu “tidak konstruktif” dalam perang melawan ISIS.
Sementara itu tajuk rencana ArabianBusiness.com dikutip CNN, mendesak para pengusaha Timur Tengah mengkaji ulang hubungan mereka dengan Trump.*