Hidayatullah.com— Jaksa di Munich pada hari Jumat mengatakan sedang memeriksa 42 kasus potensi pelanggaran oleh pastor sehubungan dengan laporan baru yang memberatkan tentang dugaan pelecehan seks anak di Gereja Katolik. Dikutip AFP, laporan yang diterbitkan Kamis menyebutkan, menganalisis bagaimana kasus pelecehan ditangani oleh Keuskupan Agung Munich dan Freising antara 1945 dan 2019.
Laporan kasus pelecehan seks anak yang diterbitkan pada Kamis 20 Januari 2022 di Jerman ini, salah satu tokoh yang menjadi sorotan adalah terhadap mantan Paus Benediktus XVI. Laporan menemukan indikasi perilaku pelecehan seksual pada 235 orang yang diselidikinya, termasuk 173 imam, dan menuduh mantan Paus Benediktus XVI gagal mengambil tindakan terhadap para pelanggar.
Mantan Paus Benediktus – yang lahir dengan nama Josef Ratzinger – merupakan Uskup Agung Munich dari 1977 hingga 1982. Selama periode tersebut, seorang pastor predator anak bernama Peter Hullermann dipindahkan ke Munich dari Essen di Jerman Barat.
Peter kemudian dituduh melecehkan seorang anak laki-laki berusia 11 tahun. Hullermann ditugaskan kembali untuk tugas-tugas pastoral meski Gereja mengetahui kasusnya.
Pada 1986 saat Ratzinger dipindahkan ke Vatikan, Hullermann dihukum karena melecehkan lebih banyak anak dan diberi hukuman penjara yang ditangguhkan. Bahkan setelah divonis, Hullerman terus bekerja dengan anak-anak selama bertahun-tahun. Kasusnya dianggap sebagai contoh dari kesalahan penanganan pelecehan oleh Gereja.
Benediktus membantah mengetahui tentang sejarah pastor itu. Ia telah memberikan pernyataan setebal 82 halaman sebagai tanggapan atas pertanyaan dari WSW, menurut laporan media Jerman.
“Paus Emeritus sangat memperhatikan nasib para korban pelecehan dan sepenuhnya mendukung publikasi laporan Munich,” juru bicaranya Georg Gaenswein memberikan pernyataan kepada harian Bild.
Firma hukum telah memberikan rincian 42 kasus di mana “pelanggaran di pihak para pemimpin gereja dianggap telah terjadi,” Anne Leiding, juru bicara kantor kejaksaan Munich, kutip AFP.
“Kasus-kasus ini … secara eksklusif menyangkut para pemimpin gereja yang masih hidup,” kata Leiding.
Jika hukum tampaknya telah dilanggar, jaksa akan meminta perusahaan untuk memberikan dokumen yang relevan lebih lanjut untuk penyelidikan, tambahnya. Christiane Hoffmann, juru bicara pemerintah Jerman, mengatakan telah “terkejut” oleh “tingkat pelecehan dan penanganan selanjutnya dari tindakan ini” yang diungkapkan oleh laporan tersebut.
“Klarifikasi penuh dan penilaian ulang sekarang menjadi lebih mendesak,” katanya.
Gereja Katolik Jerman telah diguncang oleh serangkaian laporan dalam beberapa tahun terakhir yang mengungkap pelecehan yang meluas terhadap anak-anak oleh pastor. Sebuah studi yang dilakukan oleh Konferensi Waligereja Jerman pada tahun 2018 menyimpulkan bahwa 1.670 pastor di negara itu telah melakukan beberapa bentuk serangan seksual terhadap 3.677 anak di bawah umur antara tahun 1946 dan 2014.
Namun, jumlah sebenarnya korban diperkirakan jauh lebih tinggi.*