Hidayatullah.com—Lembaga keuangan Malaysia bentukan Perdana Menteri Najib Razak yang sedang terlilit hutang, 1MDB, membantah tudingan yang mengatakan bahwa dana yang hilang dari simpanannya dipakai untuk membiayai produksi film Hollywood berjudul “The Wolf of Wall Street” yang dibintangi aktor Leonardo Di Caprio.
Bantahan itu dirilis hari Senin (4/4/2016) setelah muncul laporan yang mengatakan bahwa 1Malaysia Development Berhad (1MDB) –yang terlilit hutang lebih dari $10 miliar selama 6 tahun operasionalnya– menyalurkan uangnya kepada produser film di Hollywood, Red Granite Pictures.
“Kami tidak terlibat dalam film tersebut dalam kapasitas apapun seperti apa yang dituduhkan atau disangkakan oleh sejumlah laporan media asing,” kata 1MDB dalam pernyataan singkatnya, seperti dikutip kantor berita resmi Turki Anadolu.
“1MDB tidak pernah berinvestasi atau mentransfer dana ke Red Granite Pictures, baik secara langsung maupun lewat perantara. Pernyataan apapun yang bertentangan dengan itu adalah palsu,” imbuhnya.
“The Wolf of Wall Street” dirilis pada tahun 2013, setelah perusahaan film itu menginvestasikan $100 juta.
Red Granite Pictures didirikan oleh Riza Aziz anak tiri Najib Razak – Perdana Menteri Malaysia yang sekarang sedang berjuang melawan berbagai tuduhan korupsi– pada tahun 2010 bersama mitranya Joey McFarland.
Anadolu yang melansir laporan The Wall Street Journal Sabtu lalu (2/4/2016) menyebutkan bahwa produksi film itu memakan waktu enam tahun, karena studio-studio di Hollywood banyak yang menolak menggarap film yang bercerita tentang penipuan-penipuan di pasar saham itu.
Red Granite Pictures kemudian tampil ke muka dan berani menginvestasikan dana lebih dari $100 juta untuk produksi “The Wolf of Wall Street”.
Laporan itu juga menyebut Red Granite Pictures menerima dana $155 juta dari 1MDB pada tahun 2012.
1MDB dibentuk melalui transformasi sebuah lembaga keuangan kecil menjadi lembaga keuangan federal, setelah Razak –yang merupakan ketua penasihat dari lembaga keuangan mikro itu– diangkat menjadi Perdana Menteri Malyasia pada 2009.
Razak belakangan dituduh melakukan korupsi dan dituntut mundur, menyusul masalah hutang 1MDB yang nilainya sangat besar tersebut dan uang $681 juta yang parkir di rekening pribadinya di 1MDB. Awalnya Najib Razak menolak mengungkap keberadaan dan asal-usul uang jutaan dolar di rekening pribadinya. Namun, kemudian mengakuinya setelah pihak Kerajaan Arab Saudi mengkonfirmasi kabar bahwa mereka pernah memberikan Razak uang jutaan dolar untuk kampanye politiknya.*