Hidayatullah.com–Gelombang kadatangan para penuntut ilmu dari penjuru Kairo terus-menerus berlangsung menjelang periwayatan kitab Asy Syamail Al Muhammadiyah yang dijadwalkan dimulai setelah shalat ashar (19/04/2016).
Masjid Al-Azhar yang luasnya hampir setengah dari lapangan sepak bola itu akhirnya penuh sesak oleh ribuan penuntut ilmu, baik yang berasal dari Mesir maupun pelajar asing yang datang untuk menyimak pembacaan kitab hadits karya Imam At Tirmidzi tersebut.
“Wah, saya salah prediksi. Kalau tahu yang hadir sebanyak ini setengah jam sebelum sholat Ashar saya udah berangkat kesini,” ungkap Fahmi, mahasiswa dari Indonesia yang kesusahan mencari tempat duduk dalam majelis hadits itu.
Majelis hadits tersebut menghadirkan ulama kibar Al-Azhar bidang hadits seperti Syaikh Ahmad Mi’bad (anggota kibar ulama Al-Azhar), Syaikh Isma’il Diftar (anggota kibar ulama Al-Azhar), Syaikh Sa’ad Jawisy, Syaikh Umar Hasyim (Dekan Jurusan Ushuluddin Unv. Al-Azhar periode sebelumnya). Dan turut hadir dalam majelis tersebut Syaikh Muhanna (Musyrif ‘Am Masjid Al-Azhar), Dr. Abdul Fattah Al-‘Iwari (Dekan Ushuluddin Al-Azhar) dan juga puluhan ulama maupun dosen Al Azhar lainnya.
Al Azhar Menjaga Sanad
Majelis dimulai dengan pembacaan ayat Al-Qur’an tentang Rasulullah SAW sebagai rahmat bagi semesta. Kemudian dilanjutkan muqoddimah singkat oleh Syaikh Muhanna yang menjelaskan akan pentingnya menghidupkan kembali tradisi sanad dan pentingnya meneladani Rasulullah SAW. “Sanad menghindarkan kita dari kesalahan, sanad lah yang membedakan peradaban Islam dengan peradaban lainnya. Dimana Al Azhar masih menjaganya sepanjang sejarah Al Azhar, sebagaimana hari ini kita melakukan ijazah sanad kitab Asy Syamail dari ulama besar Al Azhar.”
Setelah itu pembacaan kitab Asy Syamail pun dimulai dengan metode ‘irdh, dimana sebagian orang –yang dalam kesempatan ini adalah para dosen muda Al Azhar- membacakan kitab dihadapan keempat ualama hadits yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka membacakan hadits satu persatu dari awal hingga akhir dengan bergantian.
Sesekali pembacaan kitab disela dengan sholawat serta puji-pujian atas Rasulullah SAW. Suasanya pembacaan kitab Asy Syamail sendiri begitu hening dan penuh kekhusyu’an. Kadang terdengar sesungukan haru bercampur rindu dari sebagian peserta ketika melewati hadits tentang indahnya perlakuan Rasulullah kepada para sahabatnya dan orang yang memusuhi beliau.
Pada 40 hadits terakhir para masyayikh hadits kibar mulai ikut membacakan hadist secara bergantian. Kemudian diakhiri setelah jam menunjukkan pukul setengah sepuluh malam dengan pemberian ijazah atau sanad dari keempat masyaikh kibar diiringi riuh takbir dan tahmid dari ribuan peserta. “Allahu akbar, walillahil hamd ! Allahu akbar, walillahil hamd ! Allahu akbar, walillahil hamd !” Seru seluruh peserta.*