Hidayatullah.com–Para panglima militer Turki kini diharuskan melapor kepada menteri dalam negeri yang menyimpulkan militer kini berada di bawah kendali kementerian dalam negeri.
Keputusan ini diambil Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang juga akan menutup akademi militer.
Tindakan Erdogan ini adalah demi membawa militer sepenuhnya berada di bawah kendali sipil, menyusul kudeta gagal dua pekan lalu.
Erdogan yang menyampaikan komentar ini dalam wawancara dengan stasiun televisi A Haber, menyatakan bahwa akademi militer Turki akan digantikan oleh sebuah universitas pertahanan nasional.
Keputusan resmi mengenai langkah ini akan diumumkan dalam surat kabar resmi pemerintah hari ini, demikian Reuters.
Menutup Akademi Militer
Selain itu, Presiden Turki juga mengatakan ingin menutup akademi militer dan menempatkan dinas mata-mata dan kepala staf militer di bawah kontrolnya langsung.
Recep Tayyip Erdogan mengatakan usulan itu akan diajukan kepada parlemen.
Ini merupakan rangkaian langkah terbaru dalam pembersihan besar-besaran yang dilancarkan setelah kudeta yang gagal pada 15 Juli.
Pihak berwenang mengatakan Fetullah Gulen berada di balik kudeta militer yang menewaskan setidaknya 246 orang. Ulama yang berbasis di AS itu berkali-kali membantah tuduhan itu.
“Kita akan memperkenalkan suatu paket konstitusional kecil yang, jika disetujui, akan menjadikan Organisasi Intelijen Nasional (MIT) dan kepala staf militer di bawah kendali presiden,” kata Presiden Erdogan kepada televisi A Haber Turki pada hari Sabtu (30/07/2016) dikutip BBC.
“Sekolah-sekolah militer akan ditutup … Kita akan mendirikan sebuah universitas pertahanan nasional,” katanya.
Erdogan membutuhkan mayoritas dua-pertiga suara agar proposalnya disahkan, karena itu harus mendapatkan dukungan dari partai-partai oposisi.
Turki mengumumkan perombakan militer pada Kamis, termasuk pemberhentian tidak hormat 1.700 prajurit. Sekitar 40% dari jenderal telah dicopot sejak kudeta militer.*