Hidayatullah.com – Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman Abdulaziz Al Saud telah mengimbau rakyatnya untuk bekerja sama dan melanjutkan upaya untuk mengekang penyebaran wabah COVID-19 di negara ini. Ini penampilan publik pertamanya Raj Salman sejak negara itu terimbas wabah COVID-19.
Dalam pidatonya selama lima menit, Raja Salman mendesak rakyat untuk bersatu dan bekerja sama untuk mematuhi perintah pihak berwenang.
Raja Salman juga mengatakan bahwa rakyat Saudi telah menunjukkan kekuatan dalam menangani wabah virus corona, dengan mengatakan: “Kami mengandalkan tekad warga dan penduduk kami, tekad dan rasa tanggung jawab mereka” untuk memerangi virus corona, katanya dikutip Arab News.
Raja mengucapkan terima kasih kepada badan-badan pemerintah atas perjuangan melawa wabah. Khususnya para profesional di sektor kesehatan dan medis.
Raja mengatakan bahwa pihak berwenang akan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan warga selama wabah dan mengatakan dia akan melakukan segalanya untuk menjaga kesehatan bangsa.
Menyikapi gangguan global yang disebabkan oleh virus sejak wabah di Cina, Raja Salman berkata: “Saya mengatakannya dengan jujur, tahap selanjutnya akan lebih sulit di tingkat global.”
Raja Salman juga menerima telepon dari Raja Yordania Abdullah II pada hari Kamis (19/3/2020). Kedua pemimpin itu membahas cara-cara bekerja sama dan berkoordinasi untuk memerangi wabah virus korona dan mencegah penyebarannya.
Infeksi virus corona di antara negara-negara Teluk kini berada di posisi 1.300, dengan satu kematian di Bahrain. Banyak kasus terkait dengan perjalanan ke Iran, pusat wabah di Timur Tengah. Sebanyak 1.284 kematian tercatat secara resmi dan lebih dari 18.000 kasus infeksi.
Hingga saat ini, Arab Saudi telah mencatat 36 infeksi baru. Jumlah total korban infeksi menjadi 274 tanpa catatan kematian. Sebelumnya, negara itu juga telah mengambil langkah-langkah drastis untuk menghentikan penyebaran termasuk memblokir penerbangan internasional, menangguhkan ibadah umrah, menutup masjid dan sekolah, dan meminta masyarakat untuk tidak meninggalkan pekerjaan.
Negara pengekspor minyak terbesar dunia itu juga menyediakan paket 50 miliar Riyal untuk membantu Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan memangkas alokasi negara sebesar lima persen.*