Hidayatullah.com—Eleanor Roosevelt pernah berkata, “Lakukan sesuai dengan apa yang hati anda katakan – karena anda akan tetap menerima kritikan. Anda akan dikutuk jika anda melakukannya, dan dikutuk jika anda tidak melakukannya.” Keadaan seperti itulah kiranya yang dialami Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.
Ketika sedang berjalan kaki menuju tempat di mana dia akan memberikan pidato ekonomi, hari Kamis (19/8/2016), Turnbull menyempatkan diri menghentikan langkahnya dan menjabat tangan, serta menyelipkan uang ke gelas seorang pria pengemis.
Namun, sedekah yang dilakukannya dengan cepat mengundang banyak kritikan di media sosial, seakan orang berlomba-lomba ingin menilai dan menghakimi perbuatan PM Turnbull itu dari berbagai sisi.
Dilansir BBC, sebagian pihak melihat Turnbull sebagai sosok orang pelit. Dia orang kaya dan selembar uang lima dolar hanyalah sejumput dari segepok uang yang dimilikinya. Daily Mail versi Australia menggambarkannya sebagai “Miserly Mal”, kikirnya ‘minta ampun’.
Di lain pihak, dia juga dikritik karena memberikan uang kepada pengemis. Menurut Walikota Melbourne Robert Doyle, memberikan uang kepada pengemis justru menyuburkan kebiasaan mengkonsumsi narkoba dan mengekalkan kemiskinan. Dia menyarankan agar Turnbull menyalurkan sedekahnya lewat lembaga amal.
Sebagian orang lainnya mengatakan bahwa PM Turnbull sengaja memberikan uang ke pengemis karena disorot kamera.
Meskipun banyak orang mengkritik, ada juga yang memuji perbuatan Turnbull. “Kalian melihat orang [yang mengaku-aku] bisa memberikan lebih. Saya melihat orang yang [benar-benar] telah memberi,” tulis seorang pengguna Twitter.
Sebelum menjadi perdana menteri, Turnbull adalah seorang bankir investasi.
Menanggapi banyak kritikan terhadapnya, kepada stasiun radio 3AW di Melbourne dia berkata, “Saya merasa iba terhadap orang itu.”
“Itu adalah reaksi manusiawi dan saya minta maaf jika telah mengecewakan sebagian orang,” imbuhnya.*