Hidayatullah.com—Menteri Luar Negeri Prancis berangkat ke Iraq hari Kamis (17/10/2019) guna membicarakan proses hukum para tersangka anggota ISIS yang ditahan di Suriah.
Negara-negara Eropa berusaha memproses cepat pemindahan ribuan militan asing dari kamp-kamp penjara di Suriah dan menempatkan mereka di Iraq untuk diadili.
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Ives Le Drian memimpin perundingan-perundingan dengan pemerintah Iraq dan berusaha membuat kerangka kerja hukum guna mengawasi jalannya proses peradilan para militan asing tersebut.
Pemerintah Iraq berusaha mendapatkan kompensasi finansial jutaan dolar dari Uni Eropa untuk kesediaan mereka menampung tahanan militan asing asal Eropa.
“Pokok bahasan dengan pihak berwenang Iraq adalah mencari sistem peradilan yang dapat mengadili semua pelaga asing ini, termasuk mereka yang berasal dari Prancis,” kata Le Drian kepada BFM TV menjelang keberangkatannya seperti dilansir Euronews.
Iraq mengalami sejumlah pertempuran paling mematikan dengan ISIS dan pihak berwenang di negara itu sudah mengadili sejumlah tersangka pemberontak.
Le Drian mengatakan sembilan wanita Prancis melarikan diri hari Ahad (13/10/2019) dari kamp Ain Issa yang dikontrol pasukan Kurdi di timur laut Suriah. Para pejabat Kurdi mengatakan hampir 800 orang tawanan melarikan diri dari kamp itu menyusul serangan militer Turki yang sedang berusaha membuat zona aman di bagian utara Suriah dan mengusir pasukan Kurdi dari kawasan itu.
Le Drian mengatakan para wanita yang bergabung dengan ISIS juga harus diadili di kawasan itu, meskipun pemerintah Paris akan membawa anak-anak mereka kembali ke Prancis.
“Para wanita yang pergi ke kawasan (konflik) itu pada 2015 menyadari apa yang mereka lakukan. Mereka bukan turis. Mereka bertarung melawan Prancis dan harus diadili (di Iraq) apabila memungkinkan,” kata Menlu Prancis itu.*