Hidayatullah.com—Turki terus merenovasi makam Nabi Huri (Cyrrhus) yang berusia 1.700 tahun di Afrin, Suriah utara. Kabar ini disampai kanpihak berwenang setempat seperti dikutip dari Daily Sabah Rabu (12/8/2020).
Afrin, wilayah yang berada di seberang perbatasan selatan Turki, dibebaskan dari teroris Kurdi YPG/PKK selama Operasi “Olive Branch” pada tahun 2018 tetapi masih sering menjadi sasaran serangan oleh kelompok Kurdi tersebut.
Dalam dua tahun sejak itu, Turki telah berusaha untuk menghadirkan keamanan dan keadaan stabil bagi penduduk di daerah yang dibebaskan agar memungkinkan penduduk setempat untuk kembali ke rumah mereka. Terlepas dari sejumlah masalah yang masih ada, tapi hampir 350.000 warga sipil di kota Afrin sekarang hidup dalam lingkungan yang stabil dan aman.
Ankara terus menjaga aset budaya di daerah tersebut, dan pemugaran makam yang sedang dilakukan oleh Direktorat Regional Yayasan Provinsi Hatay, Turki selatan.
Pekerjaan renovasi yang dimulai sekitar enam bulan lalu dan rencananya akan selesai akhir tahun ini dikerjakan dengan cermat oleh tim ahli.
Menurut Direktorat Jenderal Yayasan, makam yang terletak sekitar 10 kilometer (6 mil) dari perbatasan Turki itu berasal dari abad ketiga Masehi.
Turki telah lebih dari 30 tahun melakukan kampanye melawan Organisasi Teroris Kurdi PKK – yang terdaftar sebagai kelompok teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa – bertanggung jawab atas kematian 40.000 orang, termasuk wanita, anak-anak dan bayi. YPG adalah cabang PKK di Suriah.
Afrin telah menjadi benteng utama YPG/PKK sejak Juli 2012, ketika rezim Bashar Assad di Suriah meninggalkan kota itu kepada kelompok teroris tanpa melakukan perlawanan. Untuk mengakhiri penindasan terhadap penduduk setempat, Turki membersihkan wilayah teroris yang berafiliasi dengan PKK dengan 72 pesawat Turki yang menyerang sasaran menyusul pengumuman oleh Presiden Recep Tayyip Erdoğan pada 20 Januari 2018.
Pejabat Turki telah mengerahkan upaya keras untuk sepenuhnya menghapus semua jejak terorisme, memperkuat keamanan, memudahkan kembalinya warga sipil dan memulihkan rasa normalitas di wilayah tersebut. Amunisi dan artileri milik kelompok teror ditemukan dan dihancurkan. Selain itu, pekerjaan sedang berlangsung untuk mendeteksi dan menghancurkan ranjau dan alat peledak lainnya yang ditanam oleh teroris.
Menyusul perebutan pusat kota Afrin, tujuh dewan komunitas dibentuk untuk memungkinkan perwakilan demokratis masyarakat lokal dalam pemerintahan mereka. Dewan ini telah membantu warga di banyak bidang termasuk pertanian, industri, perdagangan, budaya, olahraga, kesehatan dan pendidikan dan memungkinkan normalisasi kehidupan sehari-hari.
Pendidikan dan kesehatan adalah dua bidang yang paling diperhatikan oleh Turki. Sejak operasi tersebut, Turki telah membangun kembali infrastruktur Afrin, serta lembaga kesehatan dan pendidikan. Sekolah sedang direnovasi dan rumah sakit sedang dibangun. Fasilitas medis lain dengan 100 tempat tidur dan 13 cabang operasi berbeda dioperasikan setelah Turki mendukung pemulihannya. Rumah sakit tersebut menawarkan layanan kesehatan gratis kepada masyarakat setempat. Di sekolah-sekolah, kurikulum yang diberlakukan oleh kelompok teror dibatalkan dan kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah sementara diterapkan, yang memungkinkan hingga 53.000 siswa untuk melanjutkan pendidikan mereka di seluruh wilayah.
Sejak 2016, Turki telah meluncurkan tiga operasi yang berhasil melintasi perbatasannya di Suriah utara untuk mencegah pembentukan koridor teror dan memungkinkan penyelesaian damai oleh penduduk setempat: “Euphrates Shield” pada 2016, “Olive Branch” pada 2018, dan “Peace Spring” pada 2019.*