Hidayatullah.com—Presiden Kolombia Juan Manuel Santos secara resmi menyerahkan dokumen kesepakatan berakhirnya perang sipil di negaranya ke Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kesepakatan antara pemerintah Bogota dan gerilyawan FARC itu merupakan kabar baik di tengah-tengah isu konflik Suriah yang mendominasi pertemuan dua hari Majelis Umum PBB.
“Saya kembali ke PBB hari ini, pada Hari Perdamaian Internasional, untuk mengumumkan dengan seluruh kekuatan suara dan hati saya bahwa perang di Kolombia telah berakhir,” kata Santos seperti dikutip Euronews Rabu (21/9/2016).
Didahului pujian dari Sekjen PBB Ban Ki-moon tentang kepemimpinan dan visinya, Santos kemudian mengatakan, “Kolombia, sebuah negara yang sumber-sumber dayanya digunakan untuk membiayai perang, sekarang akan menjadi lebih baik bergerak menuju pendidikan, pelayanan kesehatan dan keamanan bagi rakyat Kolombia. Sebuah negara Kolombia yang siap merengkuh dunia.”
Kesepakatan damai itu akan ditandatangani secara resmi bulan ini di kota Cartagena. Selanjutnya akan dilakukan referendum nasional pada 2 Oktober sebelum kesepakatan itu disahkan menjadi undang-undang.
Perjanjian itu mengharuskan demobilisasi penuh pejuang FARC dalam waktu 180 hari setelah kesepakatan diteken.
Lebih dari 50 tahun perang sipil antara pasukan pemerintah dan gerilyawan FARC diperkirakan telah merenggut nyawa 260.000 orang dan mengakibatkan jutaan orang lainnya harus kehilangan tempat tinggal.*