Hidayatullah.com—Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan ke Turki bagi warganya pekan ini, tetapi peringatan itu tidak dikeluarkan karena intelijen mengetahui akan ada serangan di Istanbul, kata Departemen Luar Negeri Amerika Serikat hari Rabu (29/6/2016).
“Kami mengeluarkan ulang sebuah travel warning kapan hari, tetapi hal itu tidak mengindikasikan dalam waktu dekat akan terjadi ancaman atau serangan,” kata juru bicara Mark Toner saat memberikan keterangan pers seperti dilansir kantor berita Turki Anadolu.
“Kalau memang kami sudah memiliki informasi itu, tentu kami akan membagikannya kepada pihak berwenang Turki, tapi kami tidak memilikinya,” kata jubir Deplu AS itu.
- Bos Pentagon dan Menhan Turki Bahas Serangan Bom Istanbul
- Pascaledakan 3 Bom Bunuh Diri Bandara Ataturk Sudah Kembali Beroperasi
Toner menegaskan bahwa Deplu AS tidak memiliki “actionable intelligence” dan peringatan yang dikeluarkan adalah peringatan perjalanan biasa.
“Jika kami memang memiliki informasi itu, informasi yang dapat diandalkan mengenai ancaman yang akan terjadi atau perkembangan situasinya, bahkan kalaupun itu bukan serangan teroris, melainkan yang lainnya, kalian tahu [misalnya] –bencana alam besar– yang mengintai, maka yang akan kami gunakan adalah pesan darurat,” imbuhnya.
Toner bersitegas mengatakan tidak ingin mengkait-kaitkan peringatan perjalanan itu dengan serangan di Istanbul. Dia menambahkan bahwa Amerika Serikat “tidak mengatakan orang Amerika tidak boleh melakukan perjalanan ke Turki”, melainkan hanya memberikan peringatan agar mereka berhati-hati saat mengunjungi negara itu.
Toner enggan menyebut ISIS sebagai pelaku serangan di Bandara Ataturk, Istanbul. Dia menegaskan bahwa penyelidikan oleh pihak berwenang Turki sendiri yang akan mengungkapnya.
Sehari sebelum serangan itu terjadi, Departemen Luar Negeri AS merilis peringatan perjalanan kepada warganya perihal meningkatnya ancaman teroris di Turki, dan agar tidak bepergian ke bagian selatan Turki, khususnya yang berbatasan dengan Suriah.*