Hidayatullah.com—Lebih dari empat dari setiap 10 orang di Inggris tinggal di rumah-rumah yang tidak memenuhi standar kebersihan, keselamatan dan ukuran ruangan yang memadai, kata Shelter, sebuah organisasi amal yang mengurusi masalah tempat tinggal.
Hal itu diketahui dari hasil survei terhadap 1.961 orang dewasa di seluruh penjuru Inggris, yang dimintai keterangan perihal rumah tempat tinggalnya, lapor BBC Senin (17/10/2016).
Perlu diketahui bahwa Living Home Standard yang dipakai Shelter untuk mengukur tingkat kelayakan tempat tinggal berbeda dengan Decent Home Standard yang dipakai pemerintah sejak 2005.
Living Home Standard yang dikembangkan oleh Shelter dan Ipsos MORI mencakup lima elemen, yaitu keterjangkauan harga rumah atau biaya sewanya, kondisi yang memadai (aman, hangat, tidak membahayakan jiwa), kelapangan ruangan, stabilitas (kenyamanan seperti layaknya rumah), serta lingkungan sekitar (dekat dengan tempat kerja, teman, keluarga dan fasilitas lain yang dibutuhkan).
Menurut hasil survei Shelter, 43% orang di Inggris tinggal di rumah yang tidak memenuhi kriteria-kriteria di atas, setidaknya sebagiannya.
Shelter mengatakan 24% orang mengaku tidak punya sisa uang yang cukup untuk kebutuhan lain setelah membayar uang sewa atau cicilan rumah. Sebanyak 23% mengaku khawatir biaya sewa atau cicilan rumah akan naik dan mereka akan kesulitan membayar. Sebanyak 18% mengaku sudah tidak bisa membayar uang sewa atau cicilan rumah tanpa memangkas anggaran kebutuhan lainnya.
Shelter mengimbau agar dibuat kontrak sewa yang berlaku sedikitnya selama 5 tahun dan penyewa diberi perlindungan dari kenaikan sewa yang tidak terjangkau koceknya.*